BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Prestasi membanggakan yang ditorehkan kontingen Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) Banjarbaru di ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, ternyata dibayar mahal dengan kisah pilu.Tim karate Banjarbaru yang turut mengantarkan Kalsel meraih gelar juara umum dengan 33 medali, dengan menyumbangkan 14 medali, masing-masing 8 emas, 3 perak, dan 3 perunggu.
Namun, kepulangan para atlet ke Banua tidak semudah meraih kemenangan. Tiket pesawat baru terbeli setelah mereka berhutang pada seorang kenalan di NTB.
Lebih memilukan, salah satu atlet andalan, Tsania Rizqa Weninda (22), mengalami cedera lutut serius dan membutuhkan tindakan operasi.
Menurut pembina FKTI Banjarbaru, Nur Wakib, perjuangan atlet-atlet tersebut seharusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah.
“Mereka tampil bukan atas nama pribadi, tapi mengibarkan nama Banjarbaru dan Kalsel. Sampai sekarang belum ada bentuk penghargaan yang diberikan,” ujarnya, Minggu (24/8/2025).
Dari sembilan atlet yang diberangkatkan, hanya satu yang dibiayai oleh Kormi Kalsel. Sisanya harus menanggung biaya secara mandiri.
Manajer tim, Irosina, menyebutkan, pihaknya awalnya menyiapkan 20 atlet, tetapi karena keterbatasan dana hanya 9 orang yang bisa ikut.
“Latihan sudah berjalan sejak awal tahun, sehingga tidak mungkin dibatalkan. Akhirnya hanya sebagian yang bisa berangkat,” terangnya.
Total kebutuhan anggaran mencapai Rp141 juta, sementara dana yang terkumpul hanya sekitar Rp32 juta dari sponsor dan donatur. Kekurangannya ditutup dengan patungan serta berhutang.Meski menghadapi keterbatasan, pelatih Irwan Januardi tetap bangga.
“Syukur Alhamdulillah bisa membawa nama daerah ke tingkat nasional. Harapan kami, pemerintah daerah lebih peduli, karena hingga sekarang beban hutang perjalanan masih kami pikul,” ucapnya penuh harap.(dev/KPO-4)