Jika sesuai usulan, maka bakal datang empat helikopter water bombing dan dua heli patroli.
BANJARBARU, KP – Gubernur Kalsel, H Muhidin, bersama forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) mengambil keputusan meningkatkan status kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Melalui rapat koordinasi kesiapsiagaan bencana karhutla, di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Senin (4/8), disepakati penetapan status siaga darurat kathutla.
“Kalsel siaga darurat bencana. Kamis ini akan ada apel siaga,” ujar Muhidin.
Status siaga disampaikan ke Pemerintah Pusat, hari ini, Selasa (5/8).
Kabar baiknya, BMKG memprediksi hujan ringan disertai petir turun di sebagian wilayah Kalsel pada 8—10 Agustus.
“Mudah-mudahan laporan BMKG seperti ini terus datang.
Panas boleh, asal tetap diselingi hujan,” ujarnya.
Di samping itu, Pemprov Kalsel terus memperkuat koordinasi dengan TNI-Polri untuk membangun posko siaga bencana.
Pemadam kebakaran di setiap daerah juga diminta siaga penuh jika muncul titik api.
Muhidin juga memerintahkan seluruh kabupaten atau kota segera menggelar rapat koordinasi.
Tujuannya, mengidentifikasi potensi Karhutla sejak dini.
Setelah berstatus siaga darurat karhutla, maka bantuan akan segera dikirimkan oleh BNPB.
Jika sesuai usulan, maka bakal datang empat helikopter water bombing dan dua heli patroli.
Adapun bantuan dari BMKG berupa operasi modifikasi cuaca (OMC).
Muhidin menyebut, prediksi dari BMKG sendiri menjadi angin segar bagi provinsi ini.
Sebab, pada 8 hingga 10 Agustus nanti diprediksi akan terjadi hujan ringan di langit Kalsel.
Sebelumnya dua daerah telah menetapkan status siaga darurat karhutla.
Keduanya adalah Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Sisi lain, sesuai rencana pembasahan/perendaman Ring 1 Landasan Ulin untuk melindungi Bandara Syamsudin Noor dari dampak karhutla.
Sementara itu, Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan mengatakan sejauh ini belum ada kasus tindakan hukum kepada pembakar lahan.
Namun Polda Kalsel siap melakukan tindakan hukum kepada pembakar lahan apabila dampaknya luas baik terhadap masyarakat maupun korporasi.
“Sementara ini kita masih melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat, namun apabila dampak meluas maka kami akan melakukan tindakan hukum,” kata Yudha.
Polda Kalsel juga telah mengeluarkan maklumat terkait terkait pidana kepada pelaku pembakar lahan.
Berdasar data BPBD Kalsel sejak Januari hingga 26 Juli 2025 telah terjadi 40 kejadian karhutla.
Luas lahan terdampak mencapai 58,52 hektar, dengan 16,50 hektar berhasil ditangani.
Sebanyak 1.289 titik hotspot atau titik panas terpantau dari satelit di wilayah Kalsel, dengan jumlah fluktuatif. Hotspot terbanyak berada di Balangan (528 titik), Tapin (250), dan Hulu Sungai Selatan (97 titik). (mns/K-2)