BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Perayaan Hari Jadi ke-75 Provinsi Kalimantan Selatan tahun, masyarakat khususnya di Kota Banjarmasin dihibur dengan penampilan beraneka ragaman seni dan budaya. Mengusung tema Karasmin Banua Seribu Sungai, UPtD Taman Budaya Provinsi Kalsel menggelar acara hiburan rakyat dengan menyatukan seniman lokal, nasional, bahkan internasional selama empat hari, 16–19 Agustus 2025 .
Salah satu yang paling dinanti pecinta seni Banua nanti penampilan Seni Nusantara pada malam penutupan yang digelar di Taman Budaya Provinsi Kalsel di Banjarmasin pada Senin (18/8) malam.
Berbagai etnis akan menampilkan karya terbaiknya, mulai dari tari Jawa Timur oleh Prodi Seni Pertunjukan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), tarian Dayak dari Sanggar Burung Rune, Kuda Lumping, tarian Sulawesi oleh Sanggar Seni Galuh, atraksi barongsai, tari anak, hingga seni bela diri kuntau.
“Ini bukan hanya soal hiburan, tapi merayakan keberagaman Indonesia di atas satu panggung,” ujar Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Kalsel, Suharyanti, Selasa (12/8/2025).
Dijelaskan Yanti, panggilan akrab Suharyanti, pembukaan acara akan diawali Festival Pawai Budaya Kayu Tangi pada 16 Agustus.
“Sebanyak 500 peserta dari 26 komunitas seni akan menampilkan parade kostum dan atraksi budaya. Setelah pawai, penonton akan disuguhkan musik etnik, teater, tari, hingga kesenian tradisional khas Banjar,” ucapnya.
Hari-hari berikutnya tak kalah menarik. Selain teater rakyat, pantomim, dan pertunjukan Mamanda, festival ini juga menyelipkan lomba olahraga tradisional balogo. Semua elemen kesenian, dari musik, tari, teater, hingga seni bela diri, mendapat ruang untuk tampil dan diapresiasi.
Kepala Taman Budaya Provinsi Kalsel ini menegaskan pentingnya menjaga jati diri budaya daerah di tengah arus globalisasi. “Seperti Jepang yang tetap mempertahankan budaya aslinya, kami juga ingin generasi muda tahu dan bangga dengan seni asli Kalsel, budaya luar boleh masuk, tapi jangan sampai fondasi kita luntur,” ucapnya.
Selain seni pertunjukan, festival ini juga menjadi ruang promosi bagi UMKM. Produk-produk lokal, mulai dari perhiasan tradisional, kerajinan tangan, hingga kuliner khas Banua, akan dipamerkan selama acara berlangsung. Langkah ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif daerah.
Selepas perayaan, rangkaian seni akan berlanjut. Pada September, Taman Budaya akan menggelar Temu Karya Taman Budaya Indonesia, disusul pameran tunggal Pak Thamrin pada November.
“Kami ingin setiap bulan ada kegiatan seni agar semangat kreatif terus terjaga.” tegasnya.
Kalsel juga akan mengirim delegasi ke Festival Budaya Melayu Serumpun di Riau, yang dihadiri perwakilan Malaysia dan Brunei. Di sana, Kalsel akan menampilkan prosesi mandi-mandi pengantin, tari Japin Sigam dari Kotabaru, serta membawa produk UMKM Banua.
“Ini kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa budaya Kalsel mampu bersaing dan tetap relevan di tingkat internasional.” tutupnya Suharyanti diakhir wawancara. (nug/KPO-3)