Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Olahraga

PPSI perkenalkan olahraga Beladiri asli Banua Banjar Bahantup Kuntaw

×

PPSI perkenalkan olahraga Beladiri asli Banua Banjar Bahantup Kuntaw

Sebarkan artikel ini
08 3klm bahantup kuntaw jpg
BAHANTUP KUNTAW : dipimpin Johan Amin, dalam Festival Olahraga Tradisional di Banjarbaru. (Kp/nafarin fauzy)

Persatuan Pencak Silat Indonesia (PSSI) memperkenalkan olahraga bela diri asli Banua Banjar, Bahantup Kuntaw (fithting/bertarung).

Banjarbaru, KP – Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kalimantan Selatan, mulai memperkenalkan nomor baru pada silat budaya (kuntau). Selain memperlombakan nomor seni, kini ada nomor Bahantup Kuntau yang ditampilkan saat Festival Olahraga Tradisional Expo Kalsel, memperingati Hari Jadi (Harjad) ke-75 Kalsel dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI) 2025 di Wilayah Perkantoran Gubernur Kalsel, Banjarbaru.

Kalimantan Post

“Kami membentuk nomor baru yang dinamai Bahantup Kuntau dan sudah disosialisasikan dengan melakukan eksibisi pada Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) yang berlangsung 26 Juli hingga 1 Agustus 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB), sebut Ketua PPSI Kalsel, Johan Amin.

Pada prinsipnya, lanjutnya, Bahantup Kuntau ini sejenis fight (bertarung) yang menggunakan sarung tinju dan pelindung kepala yang merupakan perpaduan seni tradisi dan olahraga bela diri khas Banjar, Kuntau.

“Bahantup Kuntau merupakan gebrakan baru agar Kuntau tidak hanya dipandang sebagai seni gerak semata, tetapi juga sebagai cabang olahraga pertarungan,” jelasnya yang didampingi M. Khairanul Refendi (Wakil Ketua I PPSI Kalsel).

Dengan Bahantup Kuntau ini, sambungnya, Kuntau bisa naik kelas. Tradisi tetap dijaga dengan adanya ritual mambunga sebelum bertanding, namun pertarungan murni tetap jadi inti lomba.

“Bahantup sendiri dalam bahasa Banjar berarti bertarung. Setiap istilah yang digunakan dalam pertandingan tetap mempertahankan bahasa Banjar, seperti menyuntul (memukul), meninjak (menendang), dan merabahkan (menjatuhkan),” ucapnya.

“Beberapa provinsi menyambut baik dengan Bahantup Kuntau ini. Otomatis mereka juga harus belajar bahasa Banjar, terutama istilah pertandingan yang digunakan,” ucap Johan Amin.

Ketua PPSI berharap dengan mempertahankan seni bela diri asli Banjar, yang kemudian ditopang penggunaan istilah dalam ‘bahangkup’ (bertarung juga menggunakan basa Banjar, diharapkan nantinya kuntaw bisa lebih mendunia, seperti olahraga bela diri dari luar yang tetap bersikukuh menggunakan bahasa Negara asalnya, seperti karate, taekwondo, muaythai dan juga wushu.

Baca Juga :  Taekwondo Kalsel Terhenti di 8 Besar POMNas XIX Jateng

‘’Mereka bisa pertahankan olahraga bela diri dengan bahasa aslinya, kenapa kita tidak mencontoh hal itu dengan mempertahankan Basa Banjar untuk olahraga Bahantup Kuntaw,’’ pungkas Johan Amin yang mahir beberapa olahraga bela diri dan telah mengenyam beberapa gelar juara nasional. (nfr/k-9)

Iklan
Iklan