Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

SBI Bersama Echoes of Borneo Selenggarakan Sekolah Konservasi Alam di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak

×

SBI Bersama Echoes of Borneo Selenggarakan Sekolah Konservasi Alam di Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak

Sebarkan artikel ini
IMG 20250815 WA0024
Sebanyak 60 siswa Sekolah Mitra Kasih - Citra Land Banjarmasin mengikuti program pendidikan konservasi alam, yang diselenggarakan bekerjasama dengan Echoes of Borneo dan Global Nature Conservation School ( GNCS ) di Stasiun Riset Bekantan & Ekosistem Lahan Basah di kawasan Pulau Curiak, Barito Kuala yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI). (Kalimantanpost.com/Repro pribadi)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Sebanyak 60 siswa Sekolah Mitra Kasih – Citra Land Banjarmasin mengikuti program pendidikan konservasi alam, yang diselenggarakan bekerjasama dengan Echoes of Borneo dan Global Nature Conservation School ( GNCS ) di Stasiun Riset Bekantan & Ekosistem Lahan Basah di kawasan Pulau Curiak, Barito Kuala yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

Menurut Dewita selaku koordinator GNCS, kegiatan sekolah konservasi alam ini dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama diikuti oleh 30 orang dan kelompok kedua terdiri dari 30 orang.

Kalimantan Post

“Siswa dikenalkan ekosistem lahan basah berupa hutan mangrove riparian, berikut keragaman hayatinya, dengan melakukan aktivitas pengamatan bekantan dan burung air serta satwa liar lainnya termasuk pengenalan flora khas lahan basah. Melepas liar satwa dan menanam pohon mangrove “, jelas Dewita, Jumat (15/8/2025).

Sebagaimana semangat sekolah konservasi, yakni program edukasi nonformal berbasis lingkungan, kata dia, setiap peserta dilibatkan langsung dalam aksi konservasi seperti penanaman pohon mangrove rambai sebagai tegakan dan tumbuhan pakan utama bekantan si Maskot kebanggaan Provinsi Kalimantan Selatan, serta kegiatan bersih-bersih sampah plastik di sungai “ Plastic War On The River “.

“Diharapkan peserta yang sudah mengikuti kegiatan sekolah konservasi bisa lebih mengenal, peduli dan mencintai alam, sekaligus berdampak pada upaya mitigasi perubahan iklim,” katanya.

Sementara itu Ryan Farrel Susanto dan Bryan, alumni SMA Mitra Kasih, Student of Diablo Valley College, USA , Founder of Echoes of Borneo, yang menginisiasi kegiatan sekolah konservasi alam berkolaborasi dengan SBI foundation, sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

IMG 20250815 WA0025

“Terimakasih banget atas kesempatannya, ini program pertama kami juga dan kami langsung bisa berkesempatan bekerja sama dengan sahabat bekantan Indonesia (SBI).
Kita bisa mengajak siswa siswi SMA Mitra Kasih, memberikan mereka experience seperti observasi bekantan, tanam mangrove, sungguh experience yang luar biasa. Semoga kedepannya kita bisa melakukan kolaborasi yang lebih lagi,” kata dua sahabat pendiri Echoes of Borneo ini.

Baca Juga :  Pimpin Apel Kebangsaan di Balai Kota, Ananda Puji Damainya Unjuk Rasa di Banjarmasin

Disisi lain Supiannor, SPd atau yang lebih akrab disebut Mister Iyan selaku kepala sekolah SMA Mitra Kasih Banjarmasin, menyambut baik kegiatan sekolah konservasi yang diselenggarakan bekerjasama dengan SBI Foundation dan Echoes of Borneo;

“Hari ini kami diberi kesempatan bersama anak anak SMA Mitra Kasih, hari ini anak anak juga berkesempatan secara langsung untuk menanam pohon mangrove, mengenal keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak. Ini tentunya memunculkan rasa peduli mereka lebih dalam lagi terhadap lingkungan sebagai bagian dari banua Kalimantan Selatan,” kata Mister Iyan.

Miguel Christopher, perwakilan siswa SMA Mitra Kasih mengatakan kegiatan hari ini seru banget, kami juga diajarkan bagaimana menumbuhkan sikap kerjasama di lapangan, seperti nanam pohon mangrove dilumpur, ga bisa klo kita nanam sendirian, karena perlu effort besar.

Ia mengaku sangat antusias mengikuti sekolah konservasi, apalagi diajak terjun langsung ke alam. “Untuk pertama kalinya saya bisa melihat bekantan di alam liar dengan perilakunya yang sangat menarik,” ujarnya.

Kegiatan Sekolah Konservasi ini dibuka oleh Dr Amalia Rezeki, Biologist Conservasion dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), sekaligus Founder dan CEO SBI foundation.

Amel sebutan akrab peraih ASEAN Youth Eco Champion Awards 2019 di Cambodia ini, sangat mengapresiasi atas upaya anak muda seperti Ryan Farrel Susanto dan Bryan untuk menginisiasi kegiatan sekolah konservasi alam bersama siswa siswi SMA Mitra Kasih – Banjarmasin, dengan membangun mata rantai kepedulian terhadap generasi muda sejak dini, untuk menjaga dan merawat alam secara lestari, dalam rangka mitigasi perubahan iklim. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan