Oleh : CAKRAWALA BINTANG
Dijelaskan dalam buku Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, jika akhirnya dia tertangkap, karena sering mengambil harta orang kaya untuk dibagikan pada orang miskin di wilayah ayahandanya Tuban Jawa Timur. Kali itu dia diusir Adipati dari wilayah kadipaten. Kemudian melangkahkan kakinya entah ke mana? Namun tidak menghentikan caranya dalam menolong rakyat miskin. Sampai pada suatu hari di hutan Jati Wangi, dia melihat seorang laki-laki tua yang akhirnya diketahui bernama Sunan Bonang. Namun pada waktu itu dia tidak kenal siapa Sunan Bonang itu. Maka dia juga mengikuti jejak lelaki tua itu untuk dijadikan korban dengan mengambil tongkat yang terlapis dengan emas. Dengan kemampuan beladiri Sunan Bonang dilumpuhkan, dengan meminta Sunan Bonang menyerahkan bekalnya. Termasuk dengan tongkat yang berkilauan itu. Tentu saja Sunan Bonang tidak mau menyerahkan tongkatnya itu. Raden Syahid terus menekan Sunan dengan keras, jika tujuannya itu untuk menolong mereka yang miskin dan kelaparan. “Jika kamu menginginkan emas ma
ka ambilllah itu,” demikian Sunan Bonang berkata yang ternyata buah enau itu seperti emas berkilauan. Dengan melihat kenyataan itu, maka segeralah Raden Syahid mendaki pohon enau itu, yang akibatnya buahnya runtuh sehingga menimpa Raden Syahid yang akhirnya pingsan dan terjatuh.
Pertemuan dengan Sunan Bonang demikianlah yang menyebabkan Raden Syahid menjadi tercerahkan hidupnya. Ketika dia menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya itu meskipun nampak mulia, tetapi tetap merupakan jalan yang tidak bisa dibenarkan. Pada akhirnya dia menyatakan dirinya untuk berguru dengan Sunan Bonang itu. Terus memintanya untuk menjadi guru, akhirnya Sunan Bonang bersedia, dengan menyuruh Raden Syahid untuk menjaga tongkatnya di tepi sungai, serta jangan berpindah sebelum Sunan Bonang datang kembali. Namun ternyata kedatangan Sunan Bonang itu terlalu lama, padahal kebutuhan fisik dan mentalnya menuntut untuk bergerak meninggalkan tongkat itu. Demi tidak melanggar apa yang diminta oleh Sunan Bonang untuk jangan meninggalkan tongkat itu, maka pada akhirnya Raden Syahid bermeditasi, sampai bertahun-tahun. Dimana kesabaran dan kesungguhan telah diuji untuk tetap berada di jalan makrifat. Dimana jalan mujahadah telah dilalui dengan menunggu tongkat dan tidak berpindah tempat.
Semua kejadian itu tidak ubahnya seperti yang diceritakan dalam surat Al-Kahfi, dimana ada sekelompok orang beriman, yang melarikan diri mereka ke dalam sebuah gua, hanya untuk menghindari raja yang dzalim demi mempertahankan iman Tauhid. Ternyata mereka tidur dan istirahat di dalam gua itu sampai mencapai 300 tahun ditambah 9 tahun dalam perhitungan bulan. Ini adalah misteri iman dan takwa, jika seseorang itu beriman dan takwa, maka Allah SWT akan membukakan jalannya, serta memberinya rezeki dari tempat yang tidak diketahuinya. Karena itu, terhindarlah para pemuda itu dari kebudayaan kedzaliman, yang kemudian menjadi pelajaran pada generasi berikutnya. Jika sebenarnya orang beriman dan takwa itu akan selamat dan bahagia.
Hubungannya dengan cerita Sunan Kalijaga adalah, tekad iman dan takwa untuk terus berada di jalan Allah itu akan menemukan jalannya. Walaupun ternyata akan melewati waktu yang panjang, serta melewati zamannya, namun iman dan takwa itu tetap abadi. Walaupun zaman ini penuh dengan teknologi tinggi, serta mereka yang menguasai akan teknologi tinggi itu adalah mereka yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya. Islam pasti menang sejarah membuktikan itu.