Oleh : Winnarti
Mahasiswa ULM, Peserta Magang di Ombudsman Kalsel
Wisata Gunung Kayangan merupakan salah satu destinasi wisata alam yang menyimpan keindahan luar biasa, yang kerap disebut sebagai permata tersembunyi di wilayah pegunungan setempat yang terletak di Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan dan terkenal dengan tulisan besar “TANAH LAUT” di puncaknya yang terlihat dari kejauhan. Dengan hamparan hutan hijau yang lebat, udara sejuk yang menyegarkan, serta panorama alam yang masih asri, Gunung Kayangan memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata yang menarik.
Potensi Gunung Kayangan ini meliputi pemandangan matahari terbit dan terbenam yang menakjubkan, udara yang segar, dan kaya akan pemandangannya yang masih asri serta kesempatan untuk menikmati keindahan flora dan fauna lokal.
Namun, sayangnya potensi besar ini tidak mendapatkan perhatian serius. Gunung Kayangan, yang seharusnya jadi daya tarik utama, sekarang malah terbengkalai dan tidak terawat. Akibatnya, keindahan alamnya yang memukau jadi sia-sia. Bahkan, kurangnya pengelolaan ini bisa menyebabkan lingkungan jadi rusak, banyak sampah berserakan, dan tempat ini mungkin dipakai untuk hal-hal yang tidak baik, seperti merusak fasilitas atau kegiatan negatif lainnya. Kita bisa membayangkan bagaimana kondisi tersebut sangat memprihatinkan terhadap keindahan alam dan kenyamanan sekitar. Tentu saja, kondisi ini sangat disayangkan, mengingat betapa besarnya peran Gunung Kayangan dalam memajukan pariwisata dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekitar.
Gunung Kayangan merupakan sebuah tempat wisata alam yang dibuka sejak 2017. Tempat ini berbentuk bukit yang oleh warga sekitar disebut gunung dan dikenal sebagai salah satu tempat wisata alam yang ramai dikunjungi. Banyak orang datang ke sana untuk menikmati pemandangan indah, udara sejuk, dan suasana yang tenang. Setiap akhir pekan dan musim liburan, kawasan ini selalu dipadati wisatawan. Banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal yang turut menggantungkan penghidupannya dari wisata di kawasan tersebut. Namun sekarang, wisata Gunung Kayangan sudah terbengkalai dan tidak ada lagi sistem pengelolaan yang memadai. Tidak ada petugas resmi yang mengatur kunjungan atau memberikan informasi wisata Gunung Kayangan kepada wisatawan, Akibatnya, tempat ini jadi tidak aman bagi wisatawan dan lingkungan sekitarnya rentan rusak karena tidak ada yang mengawasi aktivitas di sana. Ditambah lagi, jalan menuju lokasi juga banyak yang rusak dan berlubang, sehingga sulit bagi wisatawan dari luar daerah untuk datang. Kondisi ini menyebabkan jumlah pengunjung menurun drastis.
Jika wisata Gunung Kayangan kembali dibuka bukan hanya sekadar mengembalikan keindahan alam, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal seperti penjual makanan, tukang parkir, sampai pemilik penginapan kecil bisa kembali beraktivitas. Ini sesuai dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, yang menyebutkan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Gunung Kayangan, sebagai sumber daya alam, harusnya dikelola sebaik mungkin agar hasilnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Kalau dibiarkan terbengkalai, berarti kita tidak menjalankan amanat konstitusi untuk menyejahterakan rakyat melalui pemanfaatan kekayaan alam daerah.
Setiap daerah pasti punya visi dan misi untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dan mengembangkan pariwisata. Jika kita melihat visi dan misi Kabupaten Tanah Laut, adalah “Tanah Laut Berinteraksi” yang berarti Berkarya, Inovatif, Tertata, Religius, Aktual, dan Sinergi. Misi daerah, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan dan pariwisata, mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia, pelayanan masyarakat berbasis teknologi, pengembangan industri kreatif, tata kelola pemerintahan yang baik, peningkatan religiusitas, dan membangun sinergi antar tingkatan pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mengembalikan wisata Gunung Kayangan adalah langkah untuk mewujudkan visi dan misi daerah dalam meningkatkan kesejahteraan melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang destinasi wisata, tetapi tentang bagaimana pemerintah daerah mampu mengelola asetnya untuk memberikan manfaat nyata bagi warganya, memastikan pariwisata menjadi pilar pembangunan yang kokoh dan berkelanjutan.
Menghadapi kondisi Gunung Kayangan yang terbengkalai, perlu ada langkah lebih lanjut dari berbagai pihak. Pemerintah daerah harus segera menyusun rencana pengelolaan terpadu yang melibatkan Dinas Pariwisata, masyarakat lokal, dan mitra swasta. Ini berarti mereka perlu melakukan revitalisasi infrastruktur secara menyeluruh, seperti memperbaiki jalan akses yang rusak dan berlubang, serta membangun atau memperbaiki fasilitas umum
Selain itu, perlu ada sistem pengelolaan profesional dengan membentuk tim pengelola resmi yang punya tugas jelas, termasuk petugas keamanan, kebersihan, dan pemandu wisata. Tim ini akan bertanggung jawab untuk mengatur kunjungan, menjaga keamanan, dan memberikan informasi kepada wisatawan. Strategi promosi dan pemasaran yang menarik juga harus dibuat, baik melalui media sosial, website resmi, atau kerja sama dengan agen perjalanan, dengan menonjolkan keunikan Gunung Kayangan. Pemerintah juga perlu menetapkan regulasi dan standar keamanan yang jelas bagi pengunjung dan pengelola demi menjaga keselamatan dan kelestarian lingkungan, termasuk kapasitas pengunjung dan jam operasional.
Selain itu, peran serta masyarakat sangat penting agar Gunung Kayangan bisa kembali dibuka. Ini bukan hanya tentang ikut menjaga kebersihan dan keamanan, tapi juga terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi wisata. Dengan melibatkan warga sekitar dalam pengelolaan, sebagai pemandu wisata, penyedia kuliner, atau penjual kerajinan tangan, maka akan tumbuh rasa memiliki yang lebih kuat. Mereka akan menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian dan mempromosikan wisata Gunung Kayangan. Dengan sinergi antara pemerintah daerah yang proaktif dan masyarakat lokal yang berdaya, Gunung Kayangan bisa kembali menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya menyejahterakan, tetapi juga lestari.
Membiarkan Gunung Kayangan terbengkalai sama saja dengan mengabaikan potensi emas yang dimiliki daerah. Keindahan alam yang dimilikinya seharusnya menjadi daya tarik yang mampu membangun perekonomian lokal dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan. Namun, tanpa pengelolaan yang serius dan terarah, keindahan itu perlahan akan terkikis. Sudah saatnya semua pihak, mengambil tanggung jawab untuk menyelamatkan dan mengembangkan wisata Gunung Kayangan agar tidak hanya menjadi cerita masa lalu tentang pesona alam yang terlupakan