Oleh : H AHDIAT GAZALI RAHMAN
Bersyukur adalah kewajiban manusia khususnya dan seluruh ciptaan Allah, termasuk hewan dan tumbuhan. Apa itu bersyukur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berterima kasih atau mengucapkan syukur. Secara lebih luas, bersyukur juga bisa dimaknai sebagai rasa lega atau senang atas sesuatu yang diperoleh, atau perasaan terima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan.
Sedangkan menurut Islam, syukur berasal dari bahasa Arab, dengan kata dasar “syakara”, yang artinya berterima kasih, bentuk masdar dari kalimat ini adalah syukr, syukraan yang artinya rasa terima kasih. Syukur dalam KBBI juga diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah SWT, dan untunglah (menyatakan perasaan lega, senang dan sebagainya).
Secara bahasa syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik atas apa yang dilakukan kepadanya. Syukur adalah kebalikan dari kufur. Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat, sedangkan hakikat kekufuran adalah menyembunyikannya.
Bersyukur adalah kalimat yang, barangkali, mudah diucapkan. Banyak juga orang yang mengingatkan orang lain untuk bersyukur, namun kenyataanya banyak pula orang belum bisa atau tidak bisa untuk menunjukkan sikap syukur kepada Alah atas nikmat yang diterimanya.
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (QS Al-Furqan/25: 62)
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS Al-Insaan/76: 9)
Setelah kita mengetahui pemahaman tetang syukur, lalu bagaimana cara kita mensyukuri nikmat Allah. Syekh Abdul Qadir al-Jailani menjelaskan tentang cara bersyukur sebagai berikut:
1. Bersyukur dengan lisan adalah nikmat itu berasa dari Allah SWT. dan tidak menyandarkan kepada makhluk atau kepada dirimu sendiri, dayamu, kekuatanmu, atau usahamu;
2. Bersyukur dengan hati adalah dengan keyakinan yang abadi, kuat, dan kokoh bahwa semua nikmat, manfaat, dan kelezatan yang ada padamu, baik lahir maupun batin gerakanmu. maupun diammu adalah berasal dari Allah SWT, bukan dari selain-Nya. Dan kesyukuranmu dengan lisanmu merupakan ungkapan dari apa yang ada di dalam hatimu;
3. Bersyukur dengan anggota badan adalah dengan menggerakkan dan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah bukan untuk selain-Nya. Misalnya syukur dengan mata, yakni digunakan untuk melihat apa yang dihalalkan oleh Allah, dan menjaga mata dari apa yang Allah haramkan. Dengan begitu Allah akan memberikan kelezatan iman dalam hatinya.
Kapan kita bersyukur? kiranya pertanyaan ini tidak perlu dipertanyakan kembali setelah kita mengetahui betapa besar nikmat yang diberikan Allah kepada hambaNya. Sehingga tiada ucapan syukur melainkan setiap saat kapan pun dan di mana pun. Rasul telah memberikan contoh waktu-waktu di saat kapan kita harus bersyukur, diantaranya saat bangun tidur, ketika bangun untuk bertahajjud, ketika berpakaian, sebelum makan, sesudah makan, ketika akan tidur, dan lain sebagainya. Rasulullah selalu bersyukur dengan mengucapkan “alhamdulillah”.
Mengapa manusia lupa atau bisa dikatakan tidak bisa bersyukur? Ini terjadi karena terlalu banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia sehingga manusia tak mampu menghitungnya. Lalu menganggap itu adalah hasil kerjanya, yang pada gilirannya menganggap tidak adnaya campur tangan Allah atau saking sibuknya menghitung nikmat sehingga tak ada kesempatan atau lupa untuk bersyukur.