BANDUNG, Kalimantanpost.com – Perjalanan Kalimantan Post dalam roadshow Nobar Tebar Amal & Special Screening film Pengin Hijrah bersama Yayasan Gawi Sabumi terus berlanjut.
Setelah sukses terselenggara di XXI Duta Mall Banjarmasin (12/9). XXI Djakarta Theater (13/9), kami terus bergerak melaju membawa panji silaturahim kekerabatan warga Banjar Perantauan hingga ke XXI Cihampelas Walk Bandung (20/9) lalu.
Disetiap kunjungan, kami selalu dipertemukan dengan urang Banjar yang sukses di perantauan. Meski jarang terdengar namun peran mereka dalam membawa nama baik banua sangat besar.
Seperti halnya di Bandung, Jawa Barat. Ditengah serunya pertemuan warga Banjar dengan bintang film Pengin Hijrah, Endi Arfian dan Nadzira Shaffa, kami bertemu dengan sosok perantauan Banjar bernama Alfian.
Pria yang lahir dari seorang ayah asal Kotabaru dan ibu asal Balikpapan ini mengaku merantau setelah kehidupannya mengalami pasang surut.
Kariernya mulai dari pengusaha kuliner di Balikpapan, beralih ke bisnis garmen namun akhirnya terpuruk hingga harus menjadi driver Ojek online untuk bertahap hidup.
Tidak hanya bisnis yang terpuruk, kehidupan rumah tangganyapun retak hingga Alfian rela hidup menduda bersama putra semata wayang dan merantau ke Bandung sejak 2008.
Sambil melayani orderan ojol, Alfian mencoba membuat bingka kentang dan wadai Banjar lainnya untuk menambah penghasilannya. Hasilnya lumayan dan mulai dapat pelanggan dari sesama warga Banjar yang rindu kampung halaman. Hingga pada suatu hari Alfian memberanikan diri menunjukkah foto tampilan kuenya ke Prima Rasa (PS), toko oleh-oleh terkemuka di Bandung.
“Waktu itu saya baru membawa foto wadai Banjar “Bingka Kentang” ke staf di Prima Rasa. Menurutnya dulu ada kue tradisional serupa dari Palembang dan Pontianak namun vendornya telah meninggal dunia dan tidak akfif” jelas Alfian sambil matanya berkaca-kaca mengenang perjuangannya.
Beruntung saat ada orderan dari warga Banjar, Alfian melebihkannya untuk dijadikan sampel ke Prima Sara dan berharap dirinya bisa menjadi salah satu suplier toko oleh-oleh Bandung yang terkenal itu.
Menurut Alfian, menjadi supplier di PS tidaklah mudah.
Perusahaan yang dibangun dengan konsep bisnis keluarga itu memberlakukan pemilihan supplier dengan sangat ketat. Selain harus lolos test food mulai dari owner hingga direksi, juga tentang kesesuaian harga dan kemasan.
“Tidak disangka setengah jam setelah sampel diterima saya menerima pesan whatsapp : pak kuenya enak, cocok dengan kami (PS). yang tidak cocok hanya harganya, kami masih mau nego” . Saya segera menemui mereka dan diperolehlah kesepakatan harga dengan nego kemasan” jelas Alfian.
Akhirnya sejak 2024, resmilah Alfian menjadi supplier tetap Prima Rasa dengan menu favorit yaitu Bingka Kentang, sarikaya coklat dan pandan. Awalnya masih disambi ngojek, lama kelamaan pesanan semakin banyak hingga beromzet puluhan juta perminggu, dan Alfianpun kemudian memutuskan untuk fokus meneruskan bisnis kuenya secara profesional.m
Peran Alfian membawa wadai Banjar tampil cantik dan menarik ditengah kompetisi industri makanan minuman di Jawa Barat sangat besar dalam hal mendukung pelestarian kuliner Banua di kancah nasional. Bagai seorang “Duta Besar” wadai Banjar, Alfian layak mendapat apresiasi.
Ketua Yayasan Gawi Sabumi, HM Basmi Sarman menyatakan dukungannya kepada Alfian dan kedepannya YGS akan terus mendorong terbukanya akses pasar dan permodalan agar figur perantauan seperti Alfian semakin sukses dan berjaya membawa harum nama banua.(nau/KPO-1)