RANTAU, Kalimantanpost.com – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Tapin menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) sebagai ruang partisipasi pemuda dan insan olahraga dalam merumuskan program kerja. Kegiatan berlangsung di Aula Dispora Tapin, Rabu (24/9/2025), dengan melibatkan organisasi kepemudaan, cabang olahraga, hingga perwakilan sekolah.
Panitia pelaksana, Siti Noor Afifah, menyebut forum ini mengusung tema “Peningkatan Pelayanan Publik Dinas Pemuda dan Olahraga. Pemuda Berinovasi, Olahraga Unggul Menuju Tapin Maju dan Baiman Warganya”
“Kami ingin memastikan setiap program benar-benar menjawab kebutuhan pemuda dan olahraga di Tapin, bukan hanya rutinitas tahunan sesuai tema yang di usung, ” ujarnya.
Jadi kegiatan ini bukan sekadar formalitas, melainkan wadah untuk menjaring masukan langsung dari masyarakat sehingga apa yang bisa dimasukkan dalam program kerja.
Sementara peserta yang diundang sebanyak 115 peserta. Mereka terdiri dari pegawai Dispora, pengurus KONI, KORMI, KNPI, NPC, Kwarcab Pramuka, perangkat daerah terkait, pengurus cabor, hingga perwakilan sekolah.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Tapin, Zainal Abidin, yang mewakili Bupati, menegaskan pentingnya forum semacam ini dalam memperbaiki kualitas pelayanan publik.
“Pemuda harus diberi ruang untuk berinovasi, sementara sektor olahraga harus dikelola lebih unggul agar sejalan dengan visi Tapin Maju dan Baiman,” kata Zainal.
Kepala Dispora Tapin, Eko Haryono, menjadi narasumber utama dengan memaparkan rencana strategis serta program prioritas instansinya. Ia menekankan bahwa seluruh kebijakan harus selaras dengan Undang-Undang Pelayanan Publik, Kepemudaan, dan Sistem Keolahragaan Nasional, serta pedoman dari Kementerian PAN-RB.
Menurut Eko, forum ini diharapkan menjadi jembatan antara pemerintah daerah dan masyarakat.
“Partisipasi publik adalah kunci. Aspirasi yang muncul akan menjadi dasar dalam merancang program yang lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Dengan model perencanaan partisipatif ini, Dispora Tapin ingin memastikan pemuda menjadi aktor perubahan, sementara olahraga tidak hanya dipandang sebagai aktivitas fisik, tetapi juga sarana pembentukan karakter dan prestasi daerah. (abd/KPO-3)