Oleh : H. AHDIAT GAZALI RAHMAN
Jiwa penjajah adalah suatu istilah yang dipakai oleh umat manusia umumnya dan bangsa Indonesia khususnya. Apa itu artinya, menurut KBBI, tidak memiliki definisi langsung untuk istilah jiwa penjajah, namun istilah ini merujuk pada sifat atau watak yang mengagungkan bangsa sendiri, memandang rendah bangsa lain, dan memiliki keinginan untuk menguasai atau menjajah daerah lain. Sedangkan dalam Islam, jiwa penjajah secara esensial berarti jiwa yang terikat oleh hawa nafsu duniawi, berambisi untuk menguasai dan merendahkan orang lain demi kepentingan pribadi atau kelompok, tanpa memperhatikan nilai-nilai moral dan spiritual yang diajarkan agama, serta bertentangan dengan tujuan kemerdekaan sejati yang hanya menyembah Allah SWT dan bertanggung jawab pada sesama.
Menurut Al-Qur’an, kemerdekaan sejati adalah pembebasan diri dari segala bentuk perbudakan selain Allah SWT, yang dicapai melalui tauhid (keesaan Allah) dan ketaatan kepada-Nya, bukan kebebasan mutlak tanpa batas. Konsep ini mencakup kemerdekaan spiritual dari hawa nafsu dan pengaruh setan, serta kemerdekaan individu dan bangsa dari penindasan dan penguasaan pihak lain. Islam memandang kemerdekaan bukan dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi, baik dari segi lahiriyah maupun batiniyah, yakni kemerdekaan atau bebas dari penghambaan kepada selain Allah SWT menuju tauhid untuk ranah batiniyah dan kemerdekaan dari kesempitan dunia dan ketidakadilan menuju kelapangan dan keadilan Islam dalam ranah lahiriyah. Sehingga bisa dikatakan bahwa makna kemerdekaan dari ajaran Islam adalah kemerdekaan yang sempurna bagi umat manusia.
Sesesorang akan terlepas dari jiwa penjajah jika,seorang itu mampu melepasakan diri dari empat hal sebagai berikut : 1. Tidak Tunduk pada iblis. Iblis menjajah manusia melalui bujuk rayunya yang dipoles dengan cover berbau ilmiyah, agar manusia menjauhi dan bahkan memusuhi ajaran dan syariat Islam. Hal isi sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya setan itu musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebagai musuh”. (QS. Al Faathir : 6); 2. Menjaga nafsu dan syahwatnya, yang selalu mengajak kepada kejelekan. Sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan”.(QS. Yusuf : 53); 3. Tidak mencintai dunia adalah racun dalam kehidupan umat manusia. Karena seorang yang cinta dunia dikhawatirkan akan membuang cintanya kepada Allah SWT, Diantara racun dunia yang paling berbahaya bagi umat manusia adalah fitnah wanita, harta dan tahta. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau akan dicintai Allah dan bersikap zuhudlah terhadap apa yang dimilki manusia, niscaya engkau akan dicintai manusia”. (Ibnu Majah dan Imam Nawawi); 4. Perang dalam pemikiran. Invasi nilai-nilai menyimpang yang bisa mengganggu dan merusak keyakinan, moralitas dan pola pikir kaum muslimin agar jauh dari nilai-nilai agamanya.
Model penjajahan dan invasi ini juga tak kalah bahayanya karena ia datang dengan begitu halus dan tersembunyi melalui media-media propaganda yang hadir di tengah-tengah kehidupan kaum muslimin hari ini, seperti televisi, internet, media cetak dan lainnya.