BANJARMASIN,Kalimantanpost.com – Upaya penguatan pembinaan atlet di Kalimantan Selatan mendapat perhatian serius usai kunjungan tim Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ke Banjarmasin beberapa waktu lalu.
Kunjungan tersebut bertujuan memonitor kondisi fisik atlet sekaligus menyosialisasikan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpora) Nomor 11 Tahun 2024 tentang pembinaan sentra olahraga prestasi di daerah.
Kasi Pengelolaan Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga Dispora Kalsel, Asfia Urrahman, mengatakan monitoring dilakukan terhadap atlet yang tergabung dalam program Sentra Pembinaan Olahraga Pelajar Nasional (SPOPNAS) dan Sentra Pembinaan Olahraga Pelajar Daerah (SPOBDA).
“Alhamdulillah hasil monitoring menunjukkan kondisi fisik atlet di program SPOPNAS cukup bagus. Selain itu, kami juga mendapatkan arahan langsung terkait penerapan regulasi baru dari Kemenpora,” ujarnya, Kamis (4/9/2025).
Menurut Asfia, Permenpora Nomor 11 Tahun 2024 mengatur mekanisme pembinaan atlet pelajar melalui beberapa skema, yakni SPOPNAS, Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP), Kelas Khusus Olahraga (KKO), serta Sekolah Khusus Olahraga (SKO).
SPOPNAS menjadi kewenangan provinsi untuk usia 15–18 tahun dengan kualifikasi fisik minimal 70 persen standar atlet dunia. Sementara PPLP berada di kewenangan kabupaten/kota untuk usia 15 tahun ke bawah. Adapun KKO menjadi kewenangan Dinas Pendidikan atau Dispora dengan segmen usia 17 tahun ke bawah, berbentuk pelatihan pagi-sore tanpa menginap.
“Daerah wajib ikut membina atlet pelajar. Selama ini pembinaan terpusat di provinsi, namun ke depan kabupaten dan kota harus berperan aktif. Ini amanat regulasi,” tegasnya.
Beberapa daerah seperti Tanah Laut, Tapin, dan Kabupaten Banjar sudah menyatakan kesiapan memulai pembinaan, meski cabang olahraga (cabor) yang dikelola masih terbatas, di antaranya gulat dan panjat tebing.
Dispora Kalsel sendiri tahun depan akan fokus pada program KKO yang membina atlet jenjang SMP, mengingat masih banyak daerah yang belum siap menjalankan PPLP maupun SPOBDA.
“Kalau daerah belum siap, kami ambil peran melalui KKO. Harapannya nanti berkelanjutan hingga SPOBDA bisa dijalankan kembali,” jelas Asfia.
Untuk SPOPNAS, Kalsel saat ini membina tiga cabang olahraga unggulan, yakni angkat besi, pencak silat, dan dayung. Namun mulai tahun depan, cabor SPOPNAS akan dipersempit menjadi hanya dua cabang: dayung dan angkat besi, dengan fokus pada kelas-kelas yang mendukung persiapan Olimpiade.
“Ke depan pembinaan lebih terarah dan berkualitas. Kami dorong daerah agar segera menganggarkan dan menentukan cabor unggulan sesuai potensi masing-masing,” pungkasnya.(Adv/dev/KPO-3)