BANJARMASIN, Kalimantanpost.com — Universitas PGRI Kalimantan (UPK) menggelar kuliah umum di awal Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026 dengan mengangkat tema penting tentang darurat sampah yang kian mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula UPK ini mengangkat tema, “Bangkitkan Kearifan Lokal, Wujudkan Persatuan Bangsa”, Senin (15/9/2025) lalu.
Narasumber utama dalam kuliah umum ini adalah Hendro, M.Pd, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran & Penyelamatan Kota Banjarmasin, yang juga merupakan alumni Universitas PGRI Kalimantan (dulu STKIP PGRI Banjarmasin).
Hendro mengungkapkan bahwa kondisi pengelolaan sampah di Kota Banjarmasin saat ini berada dalam status darurat, sehingga diperlukan langkah konkret dan kolaboratif dari seluruh lapisan masyarakat.
“Kesalahan dalam pengelolaan sampah dapat memicu berbagai bencana dan penyakit,” katanya.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan perilaku dari masyarakat mulai dari memilah sampah organik dan anorganik di rumah masing-masing.
Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan, di mana sampah dapat didaur ulang serta dimanfaatkan kembali demi menjaga keberlangsungan lingkungan hidup.
Acara ini dimoderatori Dr. Kamariah, M.Pd., dosen Pendidikan Teknologi Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi ini juga dihadiri Ketua PPLP PT PGRI Banjarmasin, Rektor, Wakil Rektor, para Dekan, dosen, serta seluruh mahasiswa dengan metode hybrid (luring dan daring).
Sementara itu, Rektor Universitas PGRI Kalimantan, Dr. Hj. Dina Huriaty, M.Pd, menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran Hendro sebagai narasumber. Ia menegaskan bahwa pencapaian Hendro merupakan kebanggaan tersendiri bagi kampus.
“Kami sangat bangga karena Pak Hendro, yang kini menduduki posisi penting di Kota Banjarmasin, adalah alumni kampus ini,” katanya.
“Semoga keberhasilan beliau dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan juga membantu mempromosikan UPK sebagai pilihan utama untuk melanjutkan studi,” tutur Dina, Rabu (17/9/2025)
Dengan semangat mengangkat kearifan lokal dan memperkuat kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu perubahan positif di kalangan akademisi maupun masyarakat luas dalam menghadapi persoalan darurat sampah.(yul/KPO-4)
.