MAGELANG, Kalimantanpost.com – Suasana haru dan kebanggaan memenuhi ruang Arthos Hotel Magelang saat Akademi Teknik Tirta Wiyata (Akatirta) menggelar Wisuda Ahli Madya ke-23 yang dirangkaikan dengan Dies Natalis ke-25.
Sebanyak 108 lulusan Program Studi DIII Teknik Lingkungan resmi dikukuhkan dan menjadi Ahli Madya, menandai langkah baru mereka sebagai profesional muda di bidang teknik lingkungan dan harus mampu menjadi agen perubahan.
Di hadapan Wali Kota Magelang dan Ketua Perpamsi, juga para orang tua wisudawan juga undangan, Direktur Akatirta, Dr. Rohmad Hadiwiyoyo, M.Sc, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas capaian seluruh civitas akademika dan para wisudawan.
Ia menegaskan bahwa wisuda bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kalian adalah 108 problem solver terbaik yang telah melewati proses panjang, penuh kerja keras dan dedikasi. Teruslah mengasah ilmu dan keterampilan agar menjadi insan yang memberi dampak dan kebermanfaatan di masa depan,” ujarnya.
Dr. Rohmad juga menekankan pentingnya kesiapan lulusan menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, di mana teknologi dan keberlanjutan berjalan berdampingan. Ia memperkenalkan tiga keterampilan utama yang wajib dimiliki para lulusan, yakni Data Literacy, Technology Literacy, dan Human Literacy.
Melalui literasi data, lulusan diharapkan mampu mengolah big data untuk pengambilan keputusan berbasis bukti; melalui literasi teknologi, mereka dapat menerapkan Internet of Things (IoT) dalam pengelolaan air dan limbah, dan melalui literasi kemanusiaan, mereka diharapkan menjadi komunikator yang efektif, etis, serta mampu berpikir kritis dalam menciptakan solusi berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Tirta Dharma Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (YPTD PAMSI), Ir HM Muslih, memberikan apresiasi tinggi terhadap capaian Akatirta dan seluruh wisudawan.
Ia menyebut keberhasilan Akatirta meraih Akreditasi “Baik Sekali” dari Lembaga Akreditasi Mandiri Teknik (LAM Teknik) sebagai bukti komitmen nyata lembaga dalam menjaga mutu pendidikan vokasi.
“Akatirta tidak hanya mencetak lulusan berkompeten, tetapi juga melahirkan insan yang berintegritas, beretika, dan berjiwa lingkungan. Kami bangga melihat para wisudawan hari ini siap menjadi pelaku perubahan yang membawa semangat hijau untuk Indonesia,” ungkap Ir. Muslih.
Ia menambahkan, Akatirta telah menjadi salah satu pilar penting dalam mencetak tenaga ahli di bidang air minum dan infrastruktur perkotaan. “Kami menyaksikan sendiri kontribusi nyata lulusan Akatirta yang banyak terserap di berbagai perusahaan air minum daerah serta sektor-sektor strategis nasional.
Ini menunjukkan bahwa Akatirta mampu menjawab kebutuhan dunia kerja sekaligus menyiapkan generasi profesional yang tangguh dan berorientasi solusi,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, diumumkan pula berbagai prestasi membanggakan mahasiswa Akatirta, di antaranya Usman Mustofa yang meraih Juara III Pencak Silat Diponegoro Championship 2 Tahun 2025 (kelas A 45–50 kg), Royyan Juara III (kelas D 55–60 kg), serta Neni Diyah Ayu Pratiwi yang menorehkan prestasi di ajang internasional sebagai Juara III Health Photography International Contest (HEALPIC 2025).
Prestasi-prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Akatirta tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga berprestasi di kancah nasional dan internasional. Bahkan dalam upaya memperkuat kolaborasi pendidikan vokasi, Akatirta juga menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak, baik nasional maupun internasional.
Di tingkat global, Akatirta bekerja sama dengan SEJIN VALVE di Busan, Korea Selatan, untuk memperluas wawasan mahasiswa dan dosen dalam teknologi pengelolaan air. Di tingkat nasional, sinergi juga dibangun dengan PT Moya Indonesia, Politeknik Negeri Bandung (Polban), dan Universitas Harkat Negeri Tegal untuk meningkatkan mutu kurikulum dan memperluas kesempatan karier bagi lulusan.
Sebagai bentuk kepercayaan pemerintah, Akatirta juga telah dipercaya menyelenggarakan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang memberi kesempatan bagi masyarakat dan karyawan untuk memperoleh pengakuan akademik atas pengalaman kerja mereka.
Kepercayaan ini, menurut Dr. Rohmad, menjadi bukti bahwa Akatirta terus menjaga mutu tata kelola dan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri modern. Dalam penutup pidatonya, Dr. Rohmad berpesan agar seluruh lulusan terus membawa semangat perubahan dan pengabdian di tengah masyarakat.
“Mari kita tunjukkan bahwa lulusan Akatirta adalah Pahlawan Lingkungan, Problem Solver, dan Pelopor Pembaharuan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan berkelanjutan, pengelolaan air minum, serta kesejahteraan bangsa. Semoga Allah SWT senantiasa menyertai setiap langkah kalian,” ucapnya disambut tepuk tangan hangat hadirin.
Wisuda ke-23 Akatirta tidak hanya menjadi penanda pencapaian akademik, tetapi juga simbol kebangkitan generasi muda vokasi yang siap menata masa depan lingkungan Indonesia yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan.
Sedangkan perwakilan wisuda D Azmi Zamzahirah, menyampaikan pesan penuh makna mewakili seluruh lulusan. Bahkan dalam sambutannya, Asmi mengatakan hari ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab baru untuk mengabdi kepada masyarakat dan lingkungan.
“Teman-teman wisudawan, hari ini mungkin terasa seperti akhir, tapi sebenarnya ini adalah awal dari perjalanan panjang kita sesungguhnya. Gelar yang kita terima bukan sekadar kebanggaan, tapi juga amanah,” ucapnya dengan nada tulus di hadapan ratusan tamu undangan yang hadir di Arthos Hotel Magelang.
Ia juga mengutip kalimat dari lagu Unwritten yang menyentuh hati banyak orang, “Today is where your book begins, the rest is still unwritten”. Kalimat itu, menurutnya, menggambarkan perjalanan para lulusan Akatirta yang baru saja membuka bab pertama dalam kisah kehidupan profesional mereka.
“Setiap dari kita kini memulai halaman baru. Mari kita isi lembaran itu dengan kerja keras, integritas, dan kontribusi nyata bagi bumi dan sesama,” tambahnya.
Dia juga membagikan kutipan inspiratif dari penyanyi legendaris Billy Joel, ‘Vienna waits for you’, yang berarti tidak perlu terburu-buru mengejar dunia. Ia mengingatkan rekan-rekannya untuk menjalani hidup dengan kesabaran, keseimbangan, dan semangat belajar yang berkelanjutan.
“Kita tidak perlu tergesa menjadi segalanya dalam waktu singkat. Yang penting adalah terus melangkah dan memberi arti dalam setiap langkah,” tuturnya dengan suara bergetar.
Sebagai wakil wisudawan turut menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada para dosen, tenaga kependidikan, serta keluarga besar Akatirta yang telah membimbing dan mendukung perjuangan para wisudawan hingga mencapai titik kelulusan.
“Atas nama seluruh wisudawan, kami mengucapkan terima kasih atas ilmu, bimbingan, dan keteladanan yang telah diberikan. Semua ini akan menjadi bekal berharga dalam perjalanan hidup kami,” katanya.
Kemudian ditutup untuk menjadikan ilmu yang diperoleh sebagai sarana pengabdian kepada masyarakat.
“Bangun sistem air bersih di desa, bantu masyarakat memahami pentingnya sanitasi, dan jadilah duta lingkungan di mana pun kita berada. Karena sejatinya, ilmu tanpa pengabdian adalah air tanpa aliran,” ujarnya, yang disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.(Sfr/KPO-1)














