Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

ADDAS

×

ADDAS

Sebarkan artikel ini
Ahmad Barjie B
Ahmad Barjie B

Oleh : AHMAD BARJIE B

Bagi masyarakat yang pernah berumrah plus ke Thaif, tentu pernah melihat Masjid Addas ra yang terletak di pinggiran kota Thaif. Nabi berdakwah ke sana karena tekanan Kafir Quraisy semakin menghebat setelah meninggalnya istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib, menjelang peristiwa Isra dan Mi’raj. Selama ini kita bercerita tentang Isra dan Mi’raj dilatarbelakangi oleh dua kematian orang dekat Rasulullah saja, yang disebut dengan tahun kesedihan, amul huzn, padahal sebenarnya peristiwa Thaif juga bisa ikut menjadi faktornya.

Kalimantan Post

Semula beliau berharap dakwahnya di kota Thaif bisa diterima, karena sebagian penduduknya, khususnya Bani Tsaqib, ada hubungan kekeluargaan dengan beliau. Sekiranya dakwah di Thaif berhasil, mungkin beliau tidak akan hjrah ke Madinah, sebab Thaif lebih dekat dengan Makkah, dan tanahnya subur seperti juga Madinah. Kota Thaif berada di pegunungan yang sejuk, banyak tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Dan sekarang sering menjadi tempat peristirahatan para pengguasa dan bangsawan Arab Saudi.

Nabi SAW berharap, siapa tahu masyarakat Thaif bersikap lembut dan bersedia untuk menerima dakwah Islam. Beliau pergi ke Thaif dengan sembunyi-sembunyi, berjalan kaki, bersama budak yang sudah dimerdekakan dan menjadi anak angkat beliau, Zaid bin Haritsah. Tetapi selama 10 hari berdakwah di Thaif, tak seorang pun mau menerima, bahkan beliau diusir dan dilempar dengan batu hingga luka-luka. Tetapi ternyata siap kasar, keras, dan penolakan mereka tidak kalah dengan penduduk Makkah. Setelah 10 hari berdakwah, beliau terpaksa pulang lagi ke Makkah tanpa hasil, kecuali seorang saja yang mau menerima seruan dakwahya yaitu Addas.

Addas adalah salah seorang keturunan Nabi Yunus, bertemu dengan Nabi Muhammad SAW ketika beliau berdakwah ke kota Thaif. Sebelum keluar dan terusir dari Thaif, Nabi SAW dan Zaid beristirahat sebentar di sebuah kebun milik Uthbah dan Syaibah bin Rabiah. Thaif terkenal sebagai tanah pegunungan yang sejuk dan subur, banyak kebun buah-buahan di sini seperti kurma, anggur, zaitun, kismis, bahkan pisang juga tumbuh di sini. Pemilik kebun iba melihat Rasulullah yang kelelahan dan luka-luka, lalu menyuruh penjaga kebun yang bernama Addas untuk memberi beliau minum dan setangkai anggur. Rasulullah segera memakan anggur itu dengan ucapan basmalah.

Baca Juga :  Peran Strategis Perempuan : Kodrati Yang Politis

Addas heran dengan bacaan Rasulullah tersebut. Rasulullah bertanya kepada Addas tentang identitasnya. Addas menjawab, ia beragama Nasrani dan berasal dari Ninive, turunan atau umat Nabi Yunus dulu. Mengetahui asal Addas, Nabi SAW mengatakan Yunus AS adalah nabi yang saleh, saudara sesama Rasul, sambil mengutip beberapa ayat Al Quran tentang Yunus. Addas terkejut, lalu mencium tangan dan kaki Rasulullah seraya masuk Islam.

Pemilik kebun meminta agar Addas lebih hati-hati, dan mengingatkan jangan berpaling dari agamanya dengan mengikuti agama yang dibawa Muhammad. Namun Addas nekad masuk Islam karena yakin akan kebenaran risalah Nabi saw, sebagaimana dulu leluhurnya Nabi Yunus juga menyampaikan risalah yang sama. Addas satu-satunya orang yang mau menerima Islam. Belakangan di tempat nabi dulu dilempar batu dibangun masjid kecil sebagai monumen, bernama Masjid Addas RA. Di seberangnya terdapat gua yang dibentuk rumah kecil di bawah batu tempat Nabi dan Zaid bersembunyi dari kejaran kaum kafir Thaif saat itu.

Saat mengalami penderitaan dan pengusiran itu, Rasulullah sempat ditawari malaikat Jibril bersama para malaikat lain, untuk menghancurkan penduduk Thaif dengan membalik pegunungan yang ada di sekitar kota, sehingga kota itu dan sekitarnya akan hancur luluh. Tetapi Nabi kita yang sangat penyabar menolak. Beliau berdoa, ”Ya Allah ampunikah kaumku, karena sesungguhnya mereka belum mengerti”. Beliau berharap kalau kaum Thaif saat itu menolak dakwah, diharapkan keturunannya yang menerima dakwah dan memperjuangkan Islam. Doa Nabi dikabulkan dan menjadi kenyataan puluhah tahun kemudian.

Iklan
Iklan