BANJARMASIN, Kalimantanpost.com –
Kondisi ekonomi dan fiskal Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan performa yang sangat positif dan stabil hingga akhir September 2025.
“Dengan pertumbuhan ekonomi yang melampaui rata-rata nasional, pengelolaan anggaran yang efektif, dan dukungan kuat terhadap sektor-sektor kunci seperti UMKM, Kalsel berhasil menjaga momentum
pertumbuhan di tengah tantangan lokal dan global,” kata Kepala Kanwil DJPb Kalsel Catur Ariyanto Widodo
pada acara publikasi kinerja Anggaran, Pendapatan, dan Belanja Negara (APBN) pada
kegiatan Assets Liabilities Committee (ALCo) yang dilaksanakan di Aula kantor setempat, Kamis (30/10/2025) sore.
Acara tersebut dihadiri Kepala Kanwil DJP Kalselteng Syamsinar, Kepala Kanwil DJKN Kalselteng Tetik Fajar Ruwandari, Kepala Kanwil DJBC Kalbagsel sekaligus Kepala Perwakilan Kemenkeu Kalsel Dwijo Muryono dan Local Expert Kalimantan Selatan: Prof Muhammad Handry Imansyah, MAM, PhD.
Ditambahkan Catur, pertumbuhan ekonomi Kalsel mencapai 5,39 persen (yoy) pada Triwulan II 2025, didukung oleh sektor pertambangan, pertanian, dan industri pengolahan. Pengelolaan fiskal berjalan optimal, dengan belanja APBN mencapai 61,46 persen dari pagu dan penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) yang
dominan sebesar Rp20,56 triliun.
Selain itu, lanjut dia, kinerja APBD juga menunjukkan surplus yang tinggi menandakan potensi besar untuk percepatan pembangunan.
“Dukungan terhadap UMKM berjalan efektif, dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp3,77 triliun dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) sebesar Rp41,76 miliar, yang menjadi
bukti komitmen dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi Kalsel.
Catur juga mengungkapkan
perekonomian Kalsel)l menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan pertumbuhan pada Triwulan II-2025 mencapai 5,39 persen (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi
nasional yang berada di angka 5,12 persen (yoy).
“Pertumbuhan ini menjadikan Kalsel sebagai salah satu
kontributor tertinggi di regional Kalimantan, dengan kontribusi sebesar 15,96 persen dari total
perekonomian regional,” tegasnya.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor-sektor utama, di mana Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,75 persen, sedangkan sektor pertambangan mendominasi struktur PDRB dengan pangsa 27,05 persen.
“Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi motor
penggerak utama, tumbuh 5,51 persen dan menyumbang 44,03 persen dari total PDRB Kalsel,” ujarnya.
Sementara itu, dari segi stabilitas harga di Kalsel berhasil terjaga dengan tingkat inflasi yang terkendali pada level – 0,29 persen (mtm) atau 2,91 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi nasional.
Beberapa komoditas yang
berkontribusi terhadap deflasi bulanan adalah bawang merah, daging ayam ras, dan ikan gabus. (ful/KPO-3)














