Banjarmasin, KP– Kasus keracunan akibat makanan program pemerintah jadi pelajaran berharga.
Tak ingin kejadian serupa terulang, Anggota Komisi IX DPR RI Hj. Mariana turun langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah dapur Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Banjarmasin, Jumat (17/10).
Dalam sidaknya, Hj. Mariana menyoroti potensi kelalaian dan lemahnya pengawasan lapangan yang bisa berakibat fatal bagi kesehatan anak-anak penerima manfaat program.
Ia menegaskan, program unggulan pemerintah ini tidak boleh dijalankan setengah hati.
“Jangan sampai anak-anak kita hanya sekadar kenyang tapi tidak bergizi.
Ini soal masa depan bangsa, bukan proyek seremonial,” tegasnya.
Sidak menyasar beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Banjarmasin, di antaranya Yayasan Cahaya Bumi Borneo dan Yayasan Olivia Sandra Mandiri. Mariana memeriksa langsung dapur, bahan baku, kebersihan sanitasi, hingga sistem distribusi makanan ke sekolah-sekolah.
Dari hasil tinjauannya, ia masih menemukan beberapa dapur yang perlu memperkuat sistem sanitasi dan disiplin kebersihan.
“Dapur MBG harus jadi contoh standar keamanan pangan nasional, bukan dapur produksi biasa.
Makanan anak-anak harus higienis, bergizi, dan dibuat dengan hati,” ujarnya.
Tak berhenti di dapur, Hj. Mariana juga menyambangi SDN Pasar Lama 3 untuk memastikan makanan benar-benar sampai ke tangan siswa dalam kondisi layak konsumsi.
“Saya ingin lihat sendiri. Jangan sampai makanan bagus di dapur tapi basi di perjalanan.
Anak-anak harus menerima makanan yang sehat dan menyehatkan.
Kalau bisa, hindari menu bersantan karena mudah basi,” ucapnya.
Sementara itu, Nurliani, pengelola salah satu SPPG, menegaskan pihaknya terus berupaya menjaga kualitas dan higienitas makanan.
“Kami disiplin soal kebersihan dan selalu berkonsultasi dengan ahli gizi. Setiap menu dirancang agar seimbang dan disukai anak-anak,” ujarnya.
Hj. Mariana menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam pelaksanaan MBG, namun tetap mengingatkan bahwa tanggung jawab utama ada di lapangan.
“Jangan jadikan program ini formalitas. Ini tentang membangun generasi emas Indonesia anak-anak yang sehat, cerdas, dan siap bersaing. Kita tidak boleh gagal di sini,” tutupnya. (fin/K-2)