Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Pesantren Benteng Moral Bangsa, Bukan Objek Sensasi Media

×

Pesantren Benteng Moral Bangsa, Bukan Objek Sensasi Media

Sebarkan artikel ini
IMG 20251015 WA0082

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pengamat pendidikan sekaligus Wakil Rektor III Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Dr. Didi Susanto menyesalkan pemberitaan yang dilakukan oleh stasiun televisi nasional Trans7 terkait Pondok Pesantren Lirboyo. Menurutnya, pemberitaan tersebut telah melewati batas kebebasan pers dan mencederai nilai-nilai pendidikan pesantren yang selama ini menjadi benteng moral bangsa.

“Ini adalah bentuk dari kebebasan media yang terlalu bebas, bebas yang tidak bertanggung jawab,” ujar Dr. Didi Susanto menanggapi isu yang kini menjadi perhatian nasional.

Kalimantan Post

Ia menilai, pesantren selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menanamkan adab, etika, dan ilmu secara seimbang kepada para santri. Karena itu, pemberitaan yang memojokkan pesantren justru menunjukkan adanya perang pemikiran antara pihak yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dengan kelompok berpaham liberal yang sering menentang sistem pendidikan tradisional pesantren.

“Pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang terbukti berhasil membentuk karakter dan moral generasi bangsa, di tengah tantangan perubahan sosial yang begitu cepat,” tegasnya.

Didi juga menekankan bahwa kebebasan berpendapat dan kebebasan pers memang dijamin dalam sistem demokrasi, namun kebebasan itu tidak boleh dimaknai sebagai kebebasan tanpa batas. “Setiap pemberitaan mestinya dilakukan melalui proses riset yang mendalam agar fakta yang disampaikan benar-benar mencerminkan kondisi sebenarnya, bukan sekadar opini atau asumsi yang berkembang di masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemberitaan tentang Pondok Pesantren Lirboyo seharusnya tidak dilakukan secara gegabah tanpa memahami konteks budaya dan nilai adab yang berlaku di pesantren. “Di dunia pesantren, hubungan antara murid dan guru dibangun di atas prinsip tabayyun, adab, dan penghormatan — hal yang telah terbukti membentuk karakter generasi berakhlak,” ungkapnya.

Dr. Didi berharap, media dapat menjalankan peran edukatifnya secara objektif dan berimbang. “Media seharusnya tidak hanya mengejar sensasi, tetapi menjadi sarana edukasi publik. Pesantren adalah pusat pendidikan moral dan akhlak bangsa yang layak diberitakan dengan perspektif yang adil dan berbasis riset, bukan prasangka,” pungkasnya. (Fin/KPO-1)

Baca Juga :  Pelindo Regional 3 Sub Regional Kalimantan Dorong Generasi Cerdas Melalui Program Pelindo Mengajar
Iklan
Iklan