JAKARTA, Kalimantanpost.com -Menambah literasi Uang Republik Indonesia (URI), Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama sejumlah jurnalis dari media melakukan kunjungan ke Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Rabu (8/10/2025).
Kunjungan bertujuan memberikan wawasan (literasi) langsung mengenai proses pencetakan uang, khususnya uang kertas rupiah.
Diketahui, Peruri, sebuah lembaga milik negara yang menjadi satu-satunya institusi resmi pencetak uang rupiah di Indonesia. Selain mencetak uang kertas dan logam, Peruri juga memproduksi berbagai produk sekuriti lainnya seperti paspor, meterai, sertifikat, serta dokumen berharga negara lainnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng, Ardian Pangestu, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan literasi jurnalis terhadap sistem keuangan nasional, terutama terkait proses panjang dan ketat dalam pencetakan uang rupiah.
Dikatakannya, melalui kunjungan ini, rekan-rekan media dapat menyaksikan secara langsung bagaimana kertas uang diproses menggunakan teknologi canggih, mulai dari bahan dasar hingga menjadi lembaran rupiah siap edar.
“Ini bukan sekadar kunjungan, tetapi sarana edukasi agar kita memahami nilai dan keaslian uang yang beredar di masyarakat,” ujar Ardian saat membuka Forum Komunikasi Media 2025 di Hotel Millenium, Kamis (9/10/2025).
Proses pencetakan uang tidak hanya berkaitan dengan aspek teknologi semata, melainkan juga sarat dengan nilai budaya dan kebangsaan. Setiap elemen desain pada uang rupiah menggambarkan keberagaman dan semangat nasional Indonesia.
Desain uang dipilih, tambahnta dilakukan dengan sangat cermat oleh Divisi Desain Banknote dan Otorisasi (DBO) Peruri bersama Bank Indonesia mempertimbangkan tokoh, simbol daerah.
“Penting dalam desain memuat unsur budaya yang merepresentasikan jati diri bangsa,” paparnya.
Peserta forum media juga berdialog langsung dengan tim dari BI dan Peruri mengenai proses produksu, aspek keamanan uang, teknologi pengaman, hingga tantangan menjaga keaslian rupiah di era digital yang semakin kompleks.
Ardian berharap kegiatan ini mampu memperkuat sinergi antara Bank Indonesia dan insan pers, sekaligus meningkatkan pemahaman publik mengenai pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat akan uang rupiah.
Terakhir ia menyatakan, melalui forum tersebut mampu memperluas wawasan rekan-rekan media. “Serta menumbuhkan semangat untuk terus menyebarkan literasi keuangan kepada masyarakat luas,” ucapnya. (drt/KPO-3)