Oleh : ANDI NURDIN LAMUDIN
Pada bab empat daripada kajian tentang Sunan Kalijaga, didalam pembahasan “rumeksa ing wengi”. Tidak ubahnya sebuah kitab yang terkandung dalam syair kidung Sunan Kalijaga, dimana pada setiap kata dan kalimatnya mengandung keilmuan yang tidak akan lekang oleh zaman, yang ternyata jika dikaji dan diungkap justru merupakan kombinasi keilmuan, tidak ubahnya seperti ilmu Nabi Khaidir dan Nabi Musa yang dipertemukan dalam cerita dalam surat Al-Kahfi.
Padahal isyarat Nabi Muhammad SAW, jika surat Al-Kahfi fokus dipelajari secara mendalam akan mampu menangkal godaan daripada dajjal, serta dapat mengalahkannya sehingga jalan untuk meratakan rahmat Islam pada seluruh alam akan tercapai. Mengapa pada seluruh alam? Karena jelas artinya jika manusia dalam pandangan Islam, yang mengerti dan menerima makna khalifah, dengan sistimnya itu yang akan mampu melaksanakan tugas yang diperintahkan pada Al-Qur’an. Bagi manusia yang hanya mempelajari akal dan dunia semata, tidak akan sanggup untuk memikul amanat sebagai “khalifah di
muka bumi”. Itu sangat jelas ayat-ayatnya di dalam Al-Qur’an.
Maka jika melihat napas adalah merupakan salah satu tanda-tanda kehidupan, justru disitulah juga rahasianya. Bagaimanakah napas mereka yang disebut Ashabul Kahfi, sehingga bisa tidur selama 300 tahun? Menurut teori Sunan Kalijaga jika napas merupakan inti kehidupan. Dengan bisa mengendalikan napas secara teratur,akan mendapatkan manfaat lahir dan bathin dalam kehidupan ini. Jika pula oksigen adalah juga merupakan bagian dari darah manusia, maka napas yang bersih akan menghasilkan oksigen yang bersih yang akan mengisi pori-pori kulit serta jalan-jalan darah.Ini banyak juga diceritakan pada buku silat legendaris seperti Kho Ping Hoo. Semua gambaran itu jelas sekali bisa membentuk budaya sehat, yang akan melahirkan manusia manusia sehat sehingga tercapai sebuah kekuatan jika dajjal sendiri tidak mampu untuk mengalahkannya. Surat Al-Kahfi sangat jelas mengisyaratkan tentang hal itu.
Udara yang merupakan bahan untuk bernapas, ternyata juga listrik dan informasi dapat berjalan lewat udara. Apalagi zaman HP sekarang ini, sangat jelas dapat dilihat makna eksistensi udara. Mengirim suara,gambar serta pandangan pendapat yang berselisihan di udara, alam semesta. Dalam kidung rumeksa ing wengi itu simbol napas pada kedudukan Nabi Isa. Juga dalam kidung itu nabi Sis atau baginda Esis, dinyatakan sebagai otak bagi manusia. Mengapa dalam kidung itu jika Nabi Isa merupakan napas? Nabi Isa merupakan satu-satunya nabi yang dilahirkan tanpa seorang ayah. Dalam ilmu biologi dikenal sebagai “parthenogenesis”, sel telur menjadi seorang janin tanpa pembuahan dari seorang ayah.Kehadirannya di dunia ini didukung oleh “roh Kudus”. Dia hidup dan sekaligus kekuatan “Jibril” yang ada di dalam dirinya selalu aktif.
Kemudian dibahas dalam buku itu, jika dalam kidung Sunan, daya Nabi Isa itu dibangkitkan sebagai nafasnya mereka yang membaca kidung itu,yang kemudian menimbulkan pertanyaan, lalu apa hubungannya Nabi Isa dengan napas? Juga disebabkan apa jika Nabi Isa harus diyakini sebagai napas? Mukjizat Nabi Isa dalam ceritanya, juga di dalam ayat Al-Qur’an mampu menghidupkan orang yang mati. Semua itu dikarenakan Nabi Isa diperkuat dengan roh Kudus atau Jibril, namun juga di dalam keyakinan Jawa bahwa setiap orang yang lahir juga didampingi oleh Jibrilnya. Semua itu sebenarnya pada unsur manusia, mengenai fisiknya adalah sama, sehingga setiap organ tubuh, mempunyai unsur roh tersendiri. Jika manusia itu secara garis besarnya terdiri 4 unsur. Unsur akal adalah seperti malaikat, unsur nafsu seperti iblis, unsur makan dan minum seperti hewan, botani.












