BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melalui Program Studi Farmasi dan Program Profesi Apoteker Fakultas MIPA menjadi tuan rumah Seminar Nasional, Presentasi Ilmiah, Workshop, dan Rapat Anggota Tahunan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) 2025, di Ballroom Grand Qin Hotel Banjarbaru, Kamis (30/10/2025).
Mengusung tema “Harmonisasi Kurikulum, Akreditasi, dan Teknologi dalam Pendidikan Farmasi untuk Meningkatkan Daya Saing Global”, kegiatan ini diikuti 303 peserta dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan institusi kefarmasian di Indonesia.
Forum ini menjadi wadah berbagi ilmu, hasil riset, dan pengalaman antarperguruan tinggi yang tergabung dalam APTFI.
Hadir sebagai keynote speaker, Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng, selaku Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, serta Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, M.Si, Ketua APTFI dan Guru Besar Universitas Islam Indonesia. Sementara plenary speaker terdiri atas Prof. apt. Junaidi Khotib, M.Kes., Ph.D (Sekretaris Ditjen Riset dan Pengembangan), Prof. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D (Direktur PPM Kemendiktisaintek), dan Prof. Dr. apt. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc., Eng (Guru Besar ITB).

Ketua Panitia, apt. Aditya Maulana Perdana Putra mengpresiasi kepercayaan APTFI yang menunjuk ULM sebagai tuan rumah kegiatan bergengsi tersebut.
“Ini menjadi kesempatan berharga untuk membangun jejaring dan menghasilkan rekomendasi akademik guna peningkatan mutu pendidikan farmasi nasional,” ujarnya.
Ketua APTFI Prof Yandi Syukri menyebut forum ini bukan sekadar ajang ilmiah, tetapi langkah strategis memperkuat riset dan kolaborasi.
“Dengan berkumpulnya para akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan, diharapkan terbentuk konsorsium riset farmasi yang solid di tingkat nasional. APTFI akan terus menjaga kualitas pendidikan tinggi farmasi di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor ULM Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri menegaskan bahwa menjadi tuan rumah kegiatan APTFI merupakan kehormatan besar bagi kampus.
Ia berharap forum ini memperkuat jejaring kerja sama antar civitas akademika farmasi se-Indonesia dan melahirkan riset berkualitas hingga level internasional.
“ULM memiliki potensi besar di bidang riset, mulai dari kawasan KHDTK hingga lahan mangrove seluas 600 hektare yang akan dikembangkan menjadi Laboratorium Mangrove Indonesia dan Pusat Penelitian Mangrove Dunia,” ujarnya.
Dengan dukungan sumber daya dan jejaring nasional melalui APTFI, ULM siap menjadi penggerak riset farmasi terdepan yang berorientasi pada inovasi dan keberlanjutan. (adv/lyn/KPO-4).














