RANTAU, Kalimatanpost.com – Sebanyak 30 pasangan muda yang belum memiliki anak mengikuti Sekolah Ayah Bunda yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Tapin di Aula Sekretariat PKK Tapin, Selasa (25/11/2025). Program ini menjadi salah satu langkah pemerintah daerah untuk memperkuat pencegahan stunting sejak sebelum anak lahir.
Kepala DP3A Tapin, Hj Marsidah, menjelaskan bahwa pasangan muda dipilih sebagai sasaran karena mereka berada pada fase awal membangun keluarga.
Menurutnya, pemahaman tentang pola asuh, kesehatan reproduksi, hingga persiapan mental menjadi orang tua penting diberikan sebelum hadirnya buah hati.
“Banyak pasangan belum memiliki pengalaman merawat anak. Mereka masih dalam masa penyesuaian pernikahan. Karena itu materi tentang pola asuh sehat, tumbuh kembang, hingga reproduksi aman kami berikan sejak dini,” kata Marsidah.
Ia menambahkan, terbatasnya anggaran membuat kegiatan tahun ini hanya dapat mengundang 30 pasangan muda, meski kebutuhan pembinaan jauh lebih besar.
Kegiatan berlangsung dua hari dengan menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk dokter spesialis anak, dokter spesialis kandungan, Kementerian Agama, dan Pengadilan Agama dan Dinas Pendidikan.
“Peserta memperoleh materi tentang kesehatan reproduksi, perencanaan keluarga, imunisasi, hak anak, serta dasar-dasar pembinaan keluarga agar siap menghadapi fase kehamilan dan pengasuhan, “tambahnya.
Berharap kepada pasangan muda yang mengikuti sekolah ini, bisa meneruskan kembali kepada pasangan muda lainnya yang ada di kecamatan masing-masing.
“Mari berbagi ilmu dari yang sudah didapatkan, agar nantinya Tapin terhindar dari stunting, “pesannya mentutup laporannya.
Ketua TP PKK Tapin, Hj Faridah Yamani, menyambut baik diadakannya sekolah ayah dan bunda. Menurutnya dengan sekolah ini, pasangan muda ini bisa lebih siap dan dapat menentukan kualitas tumbuh kembang anak di masa mendatang.
“Menjadi orang tua adalah anugerah, tapi tidak mudah. Tidak ada sekolah formal untuk mengasuh anak dengan benar, sehingga pengetahuan seperti ini harus dipersiapkan sejak sebelum kehamilan,” ujar Faridah.
Ia menekankan peran ayah dan ibu harus berjalan selaras agar keluarga mampu menjadi lingkungan tumbuh yang sehat, kuat, dan berkarakter bagi generasi baru.
Faridah berharap para peserta dapat mempraktikkan ilmu yang diperoleh, sekaligus membagikannya kepada pasangan lain di lingkungan sekitar. Ia melihat program ini bukan hanya untuk meningkatkan kesiapan keluarga, tetapi juga sebagai pondasi bagi terbentuknya generasi Tapin yang lebih berkualitas.
Program Sekolah Ayah Bunda ini merupakan kegiatan tahunan DP3A Tapin yang diarahkan untuk memperkuat keluarga pada fase pranikah dan awal pernikahan. Pemerintah daerah menargetkan ke depan jumlah peserta dapat diperluas agar edukasi pencegahan stunting menjangkau lebih banyak pasangan muda.
Dengan dibukanya program secara resmi, pemerintah berharap kesadaran keluarga muda semakin tinggi dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua.
“Ini bekal awal agar anak-anak yang nanti lahir dapat tumbuh optimal,” kata Faridah.
Selanjutnya nanti pasangan muda ini selesai mengikuti sekolah ayah dan bunda akan di wisuda. Insha Allah 30 pasangan muda ini kita wisuda berbarengan dengan kegiatan isbat nikah pada hari Kamis mendatang.(abd/KPO-3)














