BANJARBARU, Kalimantanpost.com— Arutmin Borneo Run (ABR) 2025 kembali digelar sebagai bagian dari perayaan HUT ke-44 PT Arutmin Indonesia.
Memasuki penyelenggaraan ke-17, ajang lari ini mencatat peningkatan peserta yang signifikan, sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu event olahraga terbesar dan paling diminati di Kalimantan Selatan.
Tahun ini, jumlah peserta mencapai 4.050 pelari, meningkat dari 3.000 peserta pada tahun sebelumnya. Lonjakan minat tersebut terlihat dari proses pendaftaran yang berlangsung sangat cepat—seluruh slot habis hanya dalam lima menit sejak dibuka.
CEO PT Arutmin Indonesia, Ido Hutabarat, menyebut peningkatan ini sebagai bukti bahwa antusiasme masyarakat Kalsel dalam olahraga lari kini sejajar dengan daerah-daerah besar di Pulau Jawa.
“Kami tidak menyangka antusiasmenya sebesar ini. Dari hanya ingin menyediakan wadah olahraga yang aman dan berkualitas, kini ABR telah menjadi barometer acara lari di Kalsel,” ujarnya.
ABR 2025 mempertandingkan tiga kategori—Half Marathon, 10K, dan 5K—dengan start dan finish di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan. Half Marathon tahun ini mencatat peningkatan signifikan, dari sekitar 600 peserta menjadi 1.200 pelari.
Untuk pertama kalinya di Kalsel, ABR menerapkan sistem gun start pada seluruh kategori, yang menandai pengakuan PB PASI terhadap profesionalisme penyelenggaraan event ini. Rute lomba sendiri telah tersertifikasi resmi PASI sejak awal.
Sejak 2023, PT Arutmin Indonesia menggandeng IdeaRun sebagai race management, guna memastikan standar keselamatan, kenyamanan, serta pengalaman berlari yang setara lomba nasional.
Manager SHEC PT Arutmin Indonesia, Rahmat Sareng Subiyakto, menegaskan bahwa aspek keselamatan menjadi perhatian utama dalam penyelenggaraan ABR.
“Event besar seperti ini tidak hanya bicara jumlah peserta, tetapi bagaimana kami memastikan seluruh pelari dapat menikmati lomba dengan aman. Standar keselamatan, penempatan petugas, hingga emergency plan semuanya kami siapkan secara profesional,” ucapnya.
Ketua Pelaksana, Zukarnain Azwar, menambahkan, tata kelola logistik menjadi salah satu tantangan yang berhasil dijalankan dengan baik.
“Mulai dari penataan hydration point, distribusi race pack, hingga koordinasi dengan tenaga kesehatan kami kelola dengan sistematis. Tujuannya satu: memastikan pengalaman terbaik bagi seluruh peserta,” ujarnya.
Sejak awal digagas pada 2006, ABR menjadi bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) bidang kesehatan. Selain mempromosikan gaya hidup sehat, ABR juga difokuskan sebagai ajang pencarian bibit pelari muda.
Tahun ini disediakan slot khusus pelajar di kategori 5K untuk memantau potensi calon pelari nasional. Upaya ini dilakukan demi mendukung regenerasi atlet lari jalan raya di Kalsel.
Panitia melihat banyak peserta tahun ini yang untuk pertama kalinya mencoba kategori Half Marathon maupun 10K. Tren ini sejalan dengan meningkatnya gaya hidup sehat dan minat masyarakat terhadap olahraga lari rekreasional.
Untuk mendukung pelari pemula, panitia menyediakan program latihan 12 minggu yang dibagikan melalui media sosial sejak awal pembukaan pendaftaran.
Panitia juga mengingatkan pentingnya nutrisi, istirahat cukup, dan kedisiplinan menjalani latihan agar peserta dapat mencapai garis finis dengan aman.
Seperti tahun sebelumnya, ABR menghadirkan kembali “Pentol Party”, melibatkan UMKM lokal dengan menyiapkan 12.000 pentol untuk seluruh finisher. Sajian ini menjadi ciri khas Banjarbaru serta bentuk dukungan terhadap pelaku usaha lokal.
Event ini juga mempertahankan semangat inklusi dengan melibatkan Insan Berkebutuhan Khusus (IBK) dan kelompok senior citizen, baik sebagai peserta maupun bagian dari tim penyelenggara.
Untuk memperluas jangkauan, ABR 2025 disiarkan langsung melalui kanal YouTube Idearun Official. Dengan suhu perkiraan 24–31°C yang ideal untuk berlari, ajang ini menjadi pengalaman terbaik bagi para peserta yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia.
ABR terus menjadi simbol perjalanan olahraga lari di Kalimantan Selatan—sebuah ruang rekreasi, kompetisi, pemberdayaan, dan inklusi yang tumbuh dari tahun ke tahun. (dev/KPO-4)













