Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Distribusi Air Melemah, Pemerhati Minta Dua Booster Kecil Dibangun untuk Menopang Alalak dan Sungai Andai

×

Distribusi Air Melemah, Pemerhati Minta Dua Booster Kecil Dibangun untuk Menopang Alalak dan Sungai Andai

Sebarkan artikel ini
IMG 20251119 WA0054 e1763550900257

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Melemahnya distribusi air bersih di kawasan Alalak dan Sungai Andai kembali mendapat sorotan tajam.

Pemerhati lingkungan sekaligus Ketua Banua Center Integrity, Saleh Sabran, menegaskan, dua wilayah tersebut membutuhkan penanganan teknis segera, terutama melalui pembangunan dua booster kecil dan peremajaan pipa transfer HDPE berdiameter 800 mm dari IPA 1 yang kini sudah tak lagi memadai.

Kalimantan Post

Ia menjelaskan, suplai untuk Alalak berasal dari IPA 1 PTAM Km 2 melalui pipa transfer 800 mm yang melintas di badan Jalan Ahmad Yani sebelum terhubung ke jalur Sabilal Muhtadin – Booster S. Parman.

Jalur ini menjadi tumpuan utama distribusi untuk kawasan Alalak, namun tekanan sering melemah karena kapasitas pipa sudah tidak sesuai perkembangan kawasan.

“Pipa 800 mm itu sebenarnya masih mampu ketika pompa ditingkatkan, tapi usianya sudah tidak relevan lagi dengan pertumbuhan penduduk. Kalau tidak diperbarui, gangguannya akan terus berulang,” ungkap Saleh.

Adapun untuk Sungai Andai, suplai berasal dari IPA 2 Pramuka, namun tekanan air juga kerap tidak stabil akibat pesatnya pembangunan perumahan baru.

Menurut Saleh, solusi tercepat agar tekanan air kembali stabil adalah membangun dua booster kecil tambahan, masing-masing di Alalak dan Sungai Andai

“Booster kecil di Alalak dan Sungai Andai ini mutlak. Tanpa booster tambahan, suplai tidak akan kuat menahan beban kawasan yang terus tumbuh,” tegasnya.

Ia menyebut, jika peremajaan jaringan belum dapat dilakukan segera, booster kecil menjadi penopang sementara hingga sistem baru selesai dibangun.

Saleh menilai pada 2026 merupakan waktu ideal untuk mulai mengerjakan peremajaan pipa 800 mm maupun pemasangan booster secara permanen. Dengan perencanaan awal yang matang, proses tender dan eksekusi fisik bisa dilakukan lebih efektif dan tidak mengganggu arus padat di Jalan A Yani.

Baca Juga :  Striker Barito Putera, Alexandro Ferreira Diincar Persipura

Ia menyarankan agar dividen yang diterima pemegang saham tidak dijadikan PAD, melainkan dialokasikan langsung sebagai belanja investasi untuk peremajaan pipa dan pembangunan booster.

Status PAM Bandarmasih sebagai Perseroda memungkinkan langkah investasi tanpa harus menunggu persetujuan DPRD.

Saleh juga mengaitkan lambatnya perbaikan teknis dengan dinamika internal PAM Bandarmasih sepanjang 2025. Pada April lalu, pemegang saham mencopot salah satu komisaris, dan pada November, jajaran direksi juga diberhentikan.

Ia menilai kisruh internal ini tidak boleh menghambat pelayanan kepada masyarakat.

“Perubahan komisaris di April, lalu direksi di November, cukup menggambarkan bahwa ada pembenahan besar. Tapi jangan sampai tarik-menarik kepentingan mengganggu kerja teknis. Direksi baru nanti harus benar-benar menguasai manajemen dan teknis air minum,” ujarnya.

Saleh menegaskan, pembangunan dua booster kecil, peremajaan pipa 800 mm, dan penataan ulang jaringan adalah PR besar bagi direksi baru PAM Bandarmasih.

“Kota ini berkembang, kebutuhan air meningkat. Direksi mendatang harus mampu menjawab tantangan ini, bukan hanya mengurus administrasi,” pungkasnya.

Pernyataan Saleh Sabran ini tegak lurus dengan komentar Komisaris Utama PAM Bandarmasih, Edy Wibowo yang menyebut dalam sejumlah pemberitaan sebelumnya, bahwa pemberhentian seluruh direksi dilakukan karena tidak kunjung adanya perbaikan signifikan dalam suplai air bersih, termasuk di dua wilayah yang menjadi sorotan, Alalak dan Sungai Andai.

Ia menyebut evaluasi kinerja menunjukkan perbaikan distribusi tidak berjalan sesuai target, sehingga RUPS menilai perlu adanya penyegaran total.

Pernyataan Edy ini semakin menguatkan tuntutan agar booster kecil segera dibangun dan pipa transfer 800 mm diperbarui, sebagai langkah konkret agar masalah suplai di Alalak dan Sungai Andai tidak terus berulang. (sfr/KPO-4)

Iklan
Iklan