BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor konstruksi terus dilakukan Gatensi Kalimantan Selatan.
Baru-baru ini, Gatensi Kalsel mendapat mandat dari Balai Jasa Konstruksi Wilayah (BJKW) V Kementerian PUPR di Banjarmasin untuk melaksanakan uji asesmen Building Information Modeling (BIM) bagi alumni fresh graduate jenjang 6 di Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Ketua Gatensi Kalsel, Ir Khuzaimi, menjelaskan, asesmen tersebut diikuti 38 peserta yang sebelumnya telah menjalani pelatihan kemampuan BIM yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik ULM.
“Para peserta sangat antusias. Ini langkah penting untuk memastikan lulusan teknik siap masuk ke industri konstruksi modern yang menuntut penguasaan BIM,” jelasnya.
Menurut Khuzaimi, kolaborasi antara BJKW V dan Gatensi menjadi bagian penting dalam memperkuat kompetensi tenaga kerja teknik di daerah.
“Sinergi ini diharapkan mampu menghasilkan SDM yang benar-benar handal, khususnya pada bidang rekayasa teknik yang kini bergerak menuju pendekatan digital menggunakan BIM,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan secara rinci mengenai apa itu Building Information Modeling (BIM). Dikatakannya, BIM merupakan representasi digital dari karakteristik fisik dan fungsional sebuah fasilitas, yang memuat informasi menyeluruh dari tahap perencanaan, pembangunan, pengelolaan, hingga pembongkaran.
“BIM bukan hanya gambar 3D. Model ini menyimpan data geometri, material, fungsi, hingga informasi waktu. Semua pemangku kepentingan seperti arsitek, insinyur, kontraktor, dan pemilik proyek dapat bekerja dalam satu ekosistem yang terintegrasi,” beber Khuzaimi.
Ia menegaskan bahwa salah satu keunggulan BIM adalah kemampuannya meningkatkan kolaborasi dalam proyek konstruksi.
“Dengan BIM, semua pihak bisa bekerja simultan pada satu model digital yang sama. Perubahan apa pun pada model langsung berdampak pada seluruh perencanaan. Ini meminimalkan kesalahan, mempercepat pengambilan keputusan, dan mengurangi revisi desain yang mahal,” katanya.
Selain itu, BIM juga membantu mengidentifikasi potensi konflik teknis sejak dini.
“Kontraktor dapat mendeteksi benturan antar elemen seperti struktur, arsitektur, dan MEP sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Hasilnya, proyek lebih efisien dan terukur,” tambahnya.
Khuzaimi turut menyampaikan bahwa saat ini Gatensi Kalsel menjadi satu-satunya lembaga di wilayah tersebut yang memiliki kemampuan menyelenggarakan uji asesmen BIM secara mandiri, termasuk pelaksanaannya di Kantor Gatensi.
“BIM adalah jembatan kerja baru bagi para lulusan teknik. Kami ingin memastikan bahwa generasi muda teknik di Kalsel tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi konstruksi,” tegasnya.
Adapun dokumentasi kegiatan menunjukkan proses asesmen dilakukan langsung di kampus Teknik Sipil ULM, dengan para asesor BIM yang telah tersertifikasi dan siap melaksanakan tugas penilaian.
Dengan pelaksanaan asesmen ini, Gatensi Kalsel berharap semakin banyak tenaga muda teknik yang siap bersaing di dunia kerja konstruksi berbasis digital yang kini menjadi standar global. (sfr/KPO-4).














