Banjarbaru, KP – Anugerah Kalsel Innovation Award (KIA) 2025 kembali digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap inovator Banua yang dinilai berhasil menghadirkan terobosan di berbagai sektor. Ajang tahunan yang diprakarsai Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalimantan Selatan ini berlangsung di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Kamis (20/11) siang.
Tahun ini, sebanyak 90 inovator berpartisipasi, terdiri dari 42 peserta dari SKPD Provinsi Kalsel, 26 peserta dari SKPD kabupaten/kota, dan 22 inovator dari masyarakat umum. Seluruh karya dinilai melalui seleksi administratif dan penilaian indikator inovasi daerah menggunakan aplikasi Solid Kalsel, sebelum dewan juri menetapkan 10 inovasi terbaik di setiap kategori untuk maju ke tahap final presentasi.
Pada kategori Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), terbaik pertama diraih Anton Kuswoyo dari Kabupaten Tanah Laut melalui karya Kajian Agronomi dan Nutrisi Sorgum pada Lahan Pasca Tambang Batubara.
Untuk kategori masyarakat umum, Kota Banjarbaru menyabet posisi terbaik pertama lewat inovasi Sari Kasi yang berfokus pada penanganan krisis air bersih.
Sementara pada kategori SKPD kabupaten/kota, Dinas PUPR Kabupaten Hulu Sungai Tengah meraih terbaik pertama dengan aplikasi Singasakti.
Pada kategori SKPD provinsi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel (DPKP) menjadi yang terbaik melalui inovasi Si Apung Kasela.
Kepala BRIDA Provinsi Kalsel, Taufik Hidayat, menyampaikan peningkatan signifikan pada pelaksanaan KIA tahun ini.
“Ada peningkatan dari tahun lalu, baik dari sisi jumlah maupun kualitas peserta. Dewan juri yang tahun ini melibatkan unsur Kemendagri, KemenPANRB, dan akademisi juga mencatat adanya penguatan kualitas inovasi,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi, seluruh finalis KIA 2025 juga menerima uang pembinaan dari Bank Kalsel. Dukungan ini diharapkan mampu memotivasi para inovator untuk mengembangkan karya mereka hingga siap diimplementasikan secara lebih luas.
Taufik menegaskan bahwa inovasi harus menjadi budaya kerja di seluruh sektor. “Ada tiga kata kunci yang kami tekankan: bersinergi, berkolaborasi, dan berinovasi. Ajang ini sangat relevan untuk menggali berbagai potensi inovasi yang dimiliki daerah,” tambahnya.
Kepala DPKP Kalsel, Syamsir Rahman, turut menyampaikan rasa syukur atas capaian mereka.
“Alhamdulillah, inovasi padi apung kami meraih juara pertama. Ini sekaligus motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi melalui karya yang bermanfaat bagi kemajuan Kalimantan Selatan,” ucapnya.
Sementara itu, dalam sambutan tertulis, Gubernur Kalsel menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta, namun sekaligus mengingatkan masih adanya SKPD yang tidak mengirimkan inovasi. Ia menegaskan bahwa setiap SKPD wajib menghadirkan minimal satu inovasi berdampak nyata. Peringatan hingga punishment administratif akan diberikan bagi SKPD yang tidak menunjukkan komitmen pada peningkatan kinerja melalui inovasi.
Gelaran Kalsel Innovation Award 2025 diharapkan mampu memperkuat budaya inovasi di pemerintahan maupun masyarakat, serta menjadi ruang konsisten untuk melahirkan ide-ide segar bagi pembangunan Banua.














