BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Upaya internasionalisasi pendidikan tinggi dari Kalimantan Selatan terus menunjukkan progres signifikan.
Lima perguruan tinggi dibawah Yayasan ZA, dengan binaan Prof Dr Muhammad Uhaib As’ad dipastikan menjalin kerja sama global melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah universitas ternama dari Rusia hingga Georgia.
Penandatanganan dijadwalkan pada 18 November mendatang dan akan dihadiri langsung dua profesor dari Moscow.
Prof Uhaib menjelaskan, konsorsium kampus yang akan meneken MoU terdiri dari Politeknik Indonesia Banjarmasin (Poltekin), STMIK Indonesia Banjarmasin, Akademi Pariwisata Nasional (Akparnas), STIENAS Banjarmasin, serta STIKES Darul Azhar Tanah Bumbu.
“Alhamdulillah, sudah ada dua universitas dari Rusia yang siap MoU dengan kelima kampus tersebut. Dua profesor, Professor Igor dan Professor Maria, hadir pada 17–19 November untuk kuliah umum sekaligus penandatanganan MOU,” ujarnya.
Dalam draft kerja sama, sejumlah program strategis telah disiapkan, mulai dari pertukaran mahasiswa dan dosen, kolaborasi riset di bidang sains dan teknologi, kajian sosial-politik, hingga kerja sama publikasi serta penyelenggaraan konferensi internasional. “Ini bukan seremonial, tetapi membuka ruang kolaborasi akademik yang nyata,” tegas Uhaib.
Selain Rusia, kerja sama juga datang dari Georgia. Profesor Emilia dijadwalkan berkunjung ke Banjarmasin untuk penjajakan MoU bersama kelima kampus tersebut.
Langkah ini menjadi bagian dari strategy academy network, yakni strategi memperluas jejaring akademik lintas negara melalui kemitraan riset, pertukaran akademik, mobilitas dosen–mahasiswa, serta kolaborasi institusional yang terstruktur.
Pendekatan ini mendorong perguruan tinggi di Kalsel masuk ke peta akademik global dan terhubung langsung dengan pusat-pusat keilmuan internasional.
Uhaib menegaskan, International Relation Office (IRO) tengah membangun fondasi internasionalisasi jangka panjang.
Ia menyebut konsep humanisation education sebagai ruh utama kerja sama global ini—pendidikan sebagai investasi peradaban dan jalan membangun jaringan intelektual dari Banjarmasin menuju Asia Tengah hingga Rusia.
“Kami ingin kampus-kampus di Banjarmasin tidak hanya hadir di ruang lokal, tetapi menjadi bagian dari masyarakat akademik dunia,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya telah menerima undangan untuk menyampaikan orasi ilmiah di dua kampus Rusia pada tahun depan, salah satunya di Financial University, setelah bulan Ramadan.
Langkah strategis ini diharapkan menjadi gerbang baru bagi perguruan tinggi di Banjarmasin untuk memasuki ekosistem akademik global.
Agenda kuliah umum internasional dan penandatanganan MoU nanti akan dihadiri pemerintah daerah, pimpinan perguruan tinggi, serta akademisi dari berbagai institusi, menjadi momen penting integrasi pendidikan tinggi Kalsel dengan jejaring internasional. (sfr/KPO-4)














