UZBEKISTAN, Kalimantanpost.com – Dibawah sinar keemasan Jalur Sutra yang kini menjadi pusat kegiatan global, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) muncul dengan keyakinan penuh untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pelopor regional. Sebagai pendahuluan bagi Konferensi Umum UNESCO ke-43, Pertemuan Antarkawasan Komisi Nasional UNESCO ke-12 (12th Interregional Meeting of National Commissions for UNESCO) diselenggarakan di Samarkand pada 29 Oktober 2025.
Acara ini bertujuan untuk menyatukan delegasi dari berbagai negara, dengan fokus pada empat fondasi pokok UNESCO: pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi.
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) turut hadir dalam forum strategis ini. Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Harian KNIU, Ananto Kusuma Seta, menegaskan bahwa partisipasi Indonesia memiliki nilai diplomatik yang signifikan.
“Keikutsertaan KNIU dalam pertemuan ini memiliki nilai strategis. Forum ini merupakan wadah penting untuk memperkuat diplomasi multilateral Indonesia di ranah UNESCO dan memastikan suara Indonesia terwakili dalam perumusan kebijakan global,” ucap Ananto di Congress Center, Samarkand, kemarin.
Lebih dari sekadar keikutsertaan, KNIU berperan sebagai pendorong kerjasama yang dinamis. Pertama, acara ini memperkokoh kedudukan Indonesia sebagai pemimpin di Asia Tenggara. Berkat catatan kinerja yang solid di Dewan Eksekutif UNESCO, Indonesia secara konsisten menyumbang pemikiran terkait topik pendidikan yang inklusif, konservasi budaya, serta kemajuan dalam komunikasi.
“Indonesia memberikan contoh nyata, seperti pertemuan Pendidikan untuk Perdamaian bersama ASEAN, UNESCO Jakarta, dan UNESCO Apceiu Korea di Jakarta bulan lalu,” tambah Ananto, yang menekankan bagaimana kerjasama regional semacam itu mendukung upaya perdamaian di skala dunia.
Kedua, pertemuan ini membuka pintu bagi jaringan yang lebih luas. Dengan kehadiran peserta dari berbagai belahan dunia, KNIU memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi mitra konkret, mulai dari program pertukaran mahasiswa, proyek penelitian bersama, hingga inisiatif budaya yang berorientasi pada masyarakat. Hal ini sangat esensial bagi Indonesia untuk memperluas wawasannya di tengah arus globalisasi yang semakin intens.
Ketiga, forum ini memfasilitasi pembentukan aliansi strategis bagi KNIU. Indonesia menyampaikan praktik unggulannya, termasuk transformasi digital dalam pendidikan lewat program Pendidikan Bermutu untuk Semua, pengelolaan warisan budaya tak benda dan geopark dunia, inovasi riset mitigasi bencana, serta penguatan literasi digital guna mendukung kebebasan berekspresi.
Bagi KNIU, partisipasi dalam forum antar kawasan ini menegaskan peran Indonesia sebagai mitra aktif, pemimpin kawasan, dan kontributor penting bagi misi UNESCO. Melalui partisipasi yang bermakna, KNIU membawa suara Indonesia untuk membangun dunia yang damai, inklusif, dan berkelanjutan melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan komunikasi.(rfz/KPO-1)














