Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Mengamalkan Warisan Rasulullah dengan Bimbingan Ulama

×

Mengamalkan Warisan Rasulullah dengan Bimbingan Ulama

Sebarkan artikel ini

Oleh : Ade Hermawan
Dosen Universitas Borneo Lestari

Nabi Muhammad Salallahu alaihi Wassalam (Rasulullah) diutus oleh Allah Subhana Wata’ala untuk menyampaikan ajaran Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Beliau lahir di Mekah pada tahun 570 M dalam keadaan yatim, ayahnya meninggal sebelum ia lahir. Kehidupannya penuh dengan cobaan. Setelah dewasa, beliau dikenal sebagai pribadi yang sangat jujur dan dapat dipercaya, sehingga diberi julukan Al-Amin (yang terpercaya). Pada usia 40 tahun, beliau menerima wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril di Gua Hira. Sejak saat itulah, tugas kenabiannya dimulai.

Kalimantan Post

Selama 23 tahun, beliau berjuang menyebarkan ajaran Islam, dimulai dari Mekah dengan penuh tantangan dan penolakan, hingga akhirnya hijrah ke Madinah. Di Madinah, Islam berkembang pesat, dan beliau berhasil membangun sebuah peradaban yang berlandaskan keadilan, persaudaraan, dan ketakwaan.

Rasulullah memiliki sifat-sifat mulia yang patut kita teladani. Beliau tidak pernah berbohong, bahkan kepada musuhnya sekalipun. Kejujuran beliau adalah pondasi utama dalam dakwahnya. Beliau selalu mendahulukan kasih sayang. Bahkan kepada orang yang memusuhinya, beliau selalu membalas dengan kebaikan dan pemaafan. Dalam menghadapi berbagai rintangan, beliau tidak pernah mengeluh. Kesabaran beliau adalah contoh nyata bahwa setiap perjuangan pasti memiliki jalan keluar. Meskipun menjadi seorang pemimpin, beliau hidup dengan sangat sederhana, jauh dari kemewahan dunia. Beliau selalu berlaku adil kepada siapa pun, tanpa memandang status sosial atau kedudukan.

Rasulullah meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya bagi umat Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepadanya, sementara Hadis adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan beliau. Keduanya adalah panduan hidup yang sempurna bagi umat Islam.

Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT. Ia diwahyukan kepada Nabi Muhammad secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup yang paling utama bagi setiap Muslim.

Al-Qur’an bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi memiliki peran yang sangat mendasar bagi kehidupan umat Islam. Al-Qur’an adalah sumber hukum pertama dan paling otentik dalam Islam. Di dalamnya terkandung aturan-aturan tentang ibadah, muamalah (interaksi sosial), etika, dan prinsip-prinsip kehidupan lainnya. Setiap Muslim menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama dalam menentukan halal dan haram, serta benar dan salah.

Al-Qur’an memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana menjalani hidup yang benar. Ia mengajarkan kita untuk beriman kepada Allah, berakhlak mulia, berbuat adil, dan menjauhi kejahatan. Tanpa petunjuk Al-Qur’an, manusia akan mudah tersesat dan bingung.

Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar dan abadi. Keindahan bahasanya yang luar biasa, keteraturan susunan ayatnya, dan kebenaran ilmiah yang terkandung di dalamnya tidak dapat ditandingi oleh siapa pun. Ini menjadi bukti nyata bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, bukan karangan manusia.

Bagi banyak Muslim, membaca dan merenungi Al-Qur’an dapat membawa ketenangan batin dan kedamaian jiwa. Al-Qur’an adalah syifa (obat) bagi hati yang gundah dan penerang bagi jiwa yang gelap.

Al-Qur’an sering disebut Al-Furqan, yang artinya pembeda. Ia membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara petunjuk dan kesesatan. Dengan memahami Al-Qur’an, seorang Muslim dapat membedakan mana jalan yang benar yang harus ditempuh dan mana jalan yang salah yang harus dihindari.

Baca Juga :  Apakah Politisi Kita Layak Disebut Negarawan ?

Mengamalkan Al-Qur’an diawali dengan membacanya. Namun, membaca saja tidak cukup. Kita harus berusaha memahami maknanya. Alokasikan waktu setiap hari, walau hanya 5 atau 10 menit, untuk membaca Al-Qur’an. Jadikan ini kebiasaan, seperti halnya makan dan minum. Setelah lancar membaca, pelajari maknanya. Anda bisa membaca buku-buku tafsir, mengikuti kajian, atau mendengarkan ceramah tentang ayat-ayat Al-Qur’an. Memahami konteks ayat akan membantu Anda menerapkan ajarannya dengan lebih tepat. Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu cara terbaik untuk menjaganya dalam hati. Mulailah dari surah-surah pendek, lalu tingkatkan sedikit demi sedikit.

Selanjutnya adalah Mengamalkan Ajaran Al-Qur’an. Mengamalkannya berarti menerapkan ajarannya dalam setiap aspek kehidupan. Terapkan nilai-nilai Al-Qur’an seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang dalam interaksi Anda dengan keluarga, teman, dan rekan kerja. Misalnya, jika Al-Qur’an memerintahkan berbuat baik kepada orang tua, maka tunjukkanlah bakti Anda secara nyata.

Al-Qur’an memuat perintah (seperti salat, puasa, dan zakat) dan larangan (seperti riba dan mencuri). Mengamalkannya berarti menjalankan perintah tersebut dengan sungguh-sungguh dan menjauhi semua larangan dengan kesadaran penuh.

Ketika Anda menghadapi kesulitan, carilah solusi dalam Al-Qur’an. Banyak ayat yang memberikan motivasi, nasihat, dan janji-janji kebaikan dari Allah SWT. Ini akan membantu Anda tetap tegar dan optimis.

Hadis

Hadis adalah segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah, baik itu berupa perkataan, perbuatan, maupun persetujuan (ketetapan) beliau. Hadis merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an dan menjadi panduan hidup bagi setiap Muslim.

Hadis memiliki peran yang sangat krusial dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Tanpa Hadis, Al-Qur’an akan sulit untuk dipahami dan diamalkan dengan benar. Al-Qur’an seringkali memberikan perintah atau larangan secara umum. Sunnah datang untuk menjelaskan secara rinci. Contohnya, Al-Qur’an memerintahkan kita untuk mendirikan salat, tetapi tidak menjelaskan berapa rakaatnya atau bagaimana tata caranya. Sunnah Rasulullah-lah yang mengajarkan kita cara salat yang benar, sebagaimana sabda beliau, “Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat.”

Ada beberapa hukum dalam Islam yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, tetapi ditetapkan melalui Hadis. Misalnya, pengharaman memakan daging keledai peliharaan atau larangan menikahi seorang wanita bersama bibinya.

Hadis bukan hanya berisi hukum, tetapi juga menunjukkan bagaimana seorang Muslim harus bersikap, berakhlak, mulia, dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan mengikuti hadis, kita meneladani akhlak dan perilaku terbaik yang pernah ada di muka bumi.

Mengamalkan hadis Rasulullah adalah bagian tak terpisahkan dari mengamalkan sunnah beliau. Sebelum mengamalkan, kita perlu memastikan hadis yang kita baca adalah sahih (valid) dan bisa dipercaya. Bacalah hadis dari kitab-kitab induk yang sudah teruji, seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Jami’ at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah.

Sebuah hadis tidak bisa dipahami sepotong-potong. Pelajari latar belakang hadis tersebut (sebab-sebab munculnya hadis), dan maknanya secara menyeluruh. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca syarah (penjelasan) hadis yang ditulis oleh ulama.

Baca Juga :  ZAKAT

Setelah memahami, saatnya mengamalkan. Mengamalkan hadis berarti menjadikan isinya sebagai panduan hidup. Banyak hadis yang mengajarkan tentang akhlak mulia. Misalnya, hadis tentang pentingnya senyum, jujur, atau berbuat baik kepada tetangga. Terapkan hadis-hadis ini dalam interaksi Anda setiap hari. Hadis-hadis tentang keutamaan amal saleh, seperti puasa, salat malam, atau sedekah, bisa menjadi pemicu semangat kita untuk beribadah.

Saat menghadapi masalah, carilah nasihat dalam hadis. Misalnya, jika Anda merasa rezeki seret, hadis tentang keutamaan silaturahim bisa menjadi motivasi untuk memperkuat hubungan kekeluargaan.

Mengamalkan hadis juga berarti mengajak orang lain untuk melakukannya, dengan cara yang baik. Ketika menyampaikan hadis, sampaikanlah dengan cara yang santun dan mudah dipahami, tanpa menggurui. Perlihatkan pada orang lain bahwa mengamalkan hadis membuat hidup Anda lebih baik dan berkah. Sikap dan perbuatan Anda adalah dakwah yang paling efektif.

Bimbingan Ulama

Mempelajari Al-Qur’an dan Hadis langsung dari ulama sangatlah penting bagi umat Islam saat ini. Al-Qur’an dan Hadis memiliki bahasa yang sangat kaya dan mendalam. Memahaminya secara harfiah tanpa bimbingan bisa sangat berbahaya. Ulama adalah orang-orang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari ilmu tafsir (penjelasan Al-Qur’an) dan ilmu hadis.

Mereka memahami konteks sejarah, sebab-sebab turunnya ayat (asbabun nuzul), dan kondisi-kondisi khusus yang melatarbelakangi suatu hadis (asbab al-wurud).Tanpa pengetahuan ini, seseorang bisa salah menafsirkan ayat atau hadis. Contohnya, ada ayat-ayat yang tampak keras, tetapi sebenarnya memiliki konteks khusus, seperti dalam kondisi perang. Memahami ayat-ayat ini tanpa bimbingan bisa mengarah pada pandangan yang ekstrem dan menyimpang.

Tanpa ilmu yang memadai, seseorang cenderung menafsirkan ayat sesuai dengan keinginan atau hawa nafsunya. Mereka akan mengambil bagian yang mereka sukai dan mengabaikan bagian yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Belajar dari ulama akan membantu kita mendapatkan pemahaman yang objektif dan komprehensif. Ulama memiliki sanad keilmuan yang jelas, yaitu jalur guru yang bersambung hingga para ulama terdahulu. Ini memastikan bahwa ilmu yang kita dapatkan adalah ilmu yang otentik dan telah teruji.

Tidak semua masalah dalam Islam memiliki satu jawaban tunggal. Ada banyak masalah khilafiyah (perbedaan pendapat) yang dibahas oleh para ulama sejak zaman dahulu. Belajar dari ulama akan mengajarkan kita bagaimana bersikap terhadap perbedaan pendapat ini. Kita akan belajar bahwa perbedaan pendapat di antara ulama adalah rahmat, bukan alasan untuk berpecah belah.

Tanpa bimbinganUlama, seseorang mungkin akan merasa bahwa hanya pendapatnya yang benar dan menyalahkan semua pendapat lain, padahal semua pendapat tersebut memiliki dasar dari Al-Qur’an dan Sunnah yang kuat. Belajar dari ulama adalah cara terbaik untuk memastikan kita memahami ajaran Islam dengan benar, utuh, dan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Ini adalah jalan yang akan melindungi kita dari kesesatan dan perpecahan.

Iklan
Iklan