BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Beberapa karya hasil penelitian maupun buah tangan dari tim peneliti dan mahasiswa Politeknik Banjarmasin (Poliban) ditampilkan di acara Poliban Edu Tech Fair 2025 yang dilaksanakan di Duta Mall Banjarmasin, Sabtu (8/11/2025).
Berdasarkan pemantauan, terlihat Stand DEPISA (DEteksi aPI dan aSAp) yaitu sistem deteksi dini kebakaran berbasis Internet of Things (IoT) yang dikembangkan untuk mitigasi risiko kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan.
Diseberangnya ada stand SIPERKASA (Sistem Pemantauan Unsur Hara Berbasis IoT pada Tanaman Kelapa Sawit) yaitu inovasi pertanian presisi untuk mendukung efisiensi dan produktivitas sektor perkebunan sawit daerah.
Selanjutnya juga ada DoD Alabio Studio AI dengan platform berbasis kecerdasan buatan untuk pelatihan dan pengembangan model AI untuk deteksi dini jenis kelamin anak bebek.
Selain karya hasil penelitian juga ada buah tangan dan panganan olahan mahasiswa wirausaha poliban ditampilkan di pameran tersebut.
“Tujuan pameran ini adalah mendiseminasikan produk-produk inovasi vokasi, khususnya poliban. Membuktikan bahwa poliban berdampak pada peningkatan potensi daerah di bidang perkebunan dan peternakan,” ujar Reza Fauzan ketua tim peneliti Poliban Banjarmasin.
Dikesempatan itu, Reza juga mengungkapkan terkait dasar riset hasil penelitian yang dipamerkan dipameran tersebut.
“Di awal tahun lalu kita mengadakan riset potensi daerah kita yang ada diperkebunan dan peternakan. Inilah yang kita coba diperkebunan masalah apa yang ada. Salah satunya masalah kebakaran, kemudian terkait produktivitas sawit,” ujarnya.
Kalau diperternakan, lanjut Reza, yang paling wah di Kalsel ternyata itik alabio. “Setelah kita lakukan riset, ternyata kita harus membuat alat untuk menentukan jenis kelamin itik Alabio tanpa melukai mereka,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk deteksi kebakaran selama ini di ceknya secara manual yaitu ada petugas khusus pada musim-musim kebakaran dengan mencek 24 jam.
Namanya manusia, terkadang tertidur dan tidak bisa stand by terus menerus. “Kalau digantikan dengan sistem DEPISA bisa 24 jam selalu stand by untuk mengetahui kebakaran tadi,” tandasnya.
Untuk proses riset DEPISA sendiri sejak Desember tahun lalu dan mereka sudah pasang alatnya setelah 3-4 bulan. Sekarang masih dalam proses pengujian sekitar 4 bulan lebih.
“Kedepannya kita akan melakukan penelitian baru terkait deteksi kebakaran saja tapi tidak hanya di daerah perkebunan tapi juga dipemukiman kota dan kitavsudah ngomong dengan BPBD dan mereka siap bekerjasama dengan mereka,” jelas Reza.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Joni Riadi mengatakan hasil riset itu insha Allah bisa berguna bagi masyarakat dan industri
“Dengan menghasilkan beberapa inovasi riset itu untuk menjawab tantangan dan kebutuhan pemerintah daerah serta industri,” tandasnya.
Tadi, lanjut dia, ada beberapa industri yang tertarik. “Artinya kita bisa berkolaborasi lagi dengan industri bagaimana bisa menghasilkan sebuah riset lagi yang tentu saja bermanfaat buat industri dan kami,” tandasnya.
Selain mengadakan pameran dan diskusi, pihaknya juga mengundang beberapa SMK dan kepala sekolah maupun guru untuk mempromosikan Poliban ke masyarakat.
“Poliban akan memberikan kontribusi terkait dengan lulusan yang siap kerja dan dibutuhkan industri,” pungkasnya. (Adv/ful/KPO-3)














