Banjarmasin, KP – Untuk memperluas akses pasar UMKM lokal hingga ke luar negeri, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Selatan menggelar Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) III Tahun 2025, Senin (17/11). Pertemuan strategis ini menegaskan peran sektor swasta sebagai motor utama penggerak ekonomi daerah, sekaligus menjadi momentum Kadin untuk meninjau program 2025 dan merancang agenda prioritas 2026–2027, terutama pasca penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Malaysian International Chamber of Commerce.
Ketua Kadin Kalsel, Shinta Laksmi Dewi mengatakan, kerja sama ini membuka akses lebih luas bagi UMKM Kalsel untuk saling bertukar produk unggulan.
“Kenapa kerja sama ini penting? Ternyata produk kita dan mereka punya kesamaan, seperti sambal ikan bilis, ikan saluang, hingga batik. Kami melihat ada peluang besar, karena kesamaan produk itu membuka jalan bagi pertukaran usaha dan peningkatan ekspor UMKM kita,” jelas Shinta.
Dalam kesempatan tersebut, Shinta juga menyinggung prestise batik dan sagara sasirangan yang terbukti tetap unggul meski mendapat tantangan dari produk tekstil cetak luar negeri. Dia menilai, kekhasan budaya lokal dan proses produksi yang autentik justru menjadi nilai tambah wastra Kalimantan Selatan di mata pasar internasional.
“Batik dan sasirangan kita memiliki karakter dan proses yang berbeda dan lebih kaya daripada batik printing yang diproduksi di luar. Ini menjadi bukti bahwa produk lokal punya kesempatan besar untuk tetap leading, apalagi jika kita fokus pada desain modern yang diminati anak muda,” ungkapnya dengan optimis.
Kadin Kalsel akan menindaklanjuti hasil rapimprov dengan merumuskan program kerja yang lebih proaktif, berbasis kebutuhan daerah dan tuntutan global. Kolaborasi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah diharapkan dapat membawa Kalsel pada era ketahanan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (MC Kalsel/K-4)














