BANJARMASIN, Kalimantanpost.xom — Suasana internal DPRD Kota Banjarmasin kembali menghangat setelah Ketua DPRD Rikval Fachruri menyampaikan kritik keras terkait penundaan rapat Badan Anggaran (Banggar) yang disebut-sebut terjadi karena ketidakhadirannya. Rikval menilai alasan tersebut tidak berdasar dan justru menunjukkan ketidakpahaman terhadap mekanisme kolektif kolegial dalam lembaga legislatif.
Politisi Partai Golkar itu menegaskan bahwa penundaan rapat bukan keputusan yang dapat diambil begitu saja, terlebih ketika pimpinan lain sebenarnya hadir dan berwenang memimpin jalannya rapat. Ia menyebut alasan ketidakhadirannya digunakan secara berlebihan hingga terkesan sengaja diarahkan untuk menyudutkan dirinya.
“Alasan itu dibuat-buat saja untuk menyudutkan seseorang, busuk sekali itu. Rapat seharusnya tetap bisa dilaksanakan karena ada pimpinan lain. Masa karena saya tidak hadir menghadiri undangan resmi mewakili lembaga, lalu rapat ditunda? Sudah berkali-kali periode menjadi anggota DPRD, tapi belum paham konsep kolektif kolegial,” ujarnya.
Rikval menegaskan bahwa dirinya tidak mangkir dari tugas. Ia menghadiri undangan resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di luar daerah, yang dihadiri seluruh kepala daerah dan ketua DPRD se-Kalsel untuk agenda koordinasi dan program kerja daerah.
“Ini undangan resmi, bukan kunjungan yang dibuat-buat. Saya hadir mewakili lembaga,” tegasnya.
Ia menilai penundaan rapat Banggar justru mencerminkan ketidaksiapan dan kelalaian pimpinan lain yang seharusnya dapat segera mengambil alih. Menurutnya, aturan Banmus sudah jelas: rapat yang dijadwalkan wajib berjalan, dan pimpinan lain dapat memimpin rapat apabila ketua berhalangan.
“Tidak ada itu penundaan-penundaan. DPRD ini kolektif kolegial, aturannya jelas. Jika satu pimpinan berhalangan, maka pimpinan lain bisa menggantikan selama berada di tempat,” kata Rikval.
Lebih jauh, Rikval turut menyinggung Wakil Ketua yang berada di tempat saat rapat terjadwal. Ia menyebut sudah beberapa kali menawarkan agar yang bersangkutan mewakilinya dalam agenda luar, namun kerap tidak ditanggapi.
“Saya sudah sering menawarkan agar mewakili bila ada kegiatan luar, tapi sering kali diabaikan. Sepertinya sibuk dengan urusan lain,” ujarnya, menyiratkan adanya unsur kesengajaan dalam penundaan rapat tersebut.
Rikval menutup pernyataannya dengan meminta agar pimpinan dewan menjalankan tugas sesuai mekanisme yang telah ditetapkan Banmus, tanpa membuat alasan yang dapat mengganggu agenda lembaga.
“Jalankan saja sesuai mekanisme. Jangan sampai agenda lembaga terganggu hanya karena alasan yang diolah-olah. Saya yakin beliau mampu memimpin rapat seperti sebelumnya. Jangan justru mencari-cari alasan untuk mengganggu kerja lembaga. Ada apa?” pungkasnya. (Sfr)














