BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Satuan Reserse Narkoba Polresta Banjarmasin menggelar deklarasi Kampung Bebas Narkoba di Kantor Kecamatan Banjarmasin Selatan, Selasa (25/11/2025) pagi.
Kegiatan tersebut dihadiri Wakapolresta Banjarmasin, Sekda Kota Banjarmasin, Wadanramil 1007/02 Banjarmasin Selatan, Kapolsek Banjarmasin Selatan, perwakilan Kejaksaan Negeri, Pengadilan, serta para ketua RT dari wilayah setempat.
Deklarasi ditandai penandatanganan komitmen bersama oleh pejabat yang hadir dan para ketua RT, sebagai bentuk keseriusan memerangi peredaran gelap narkoba.
Menurut Kasat Narkoba Polresta Banjarmasin, Kompol Syuaib Abdullah, deklarasi tersebut merupakan langkah strategis untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi terkait aktivitas peredaran narkotika.
“Tujuannya untuk membuat kampung ini benar-benar bersih dari narkoba,” ujarnya.
Diungkapkan Syuaib, sudah ada dua kelurahan yang resmi menyandang status Kampung Bebas Narkoba di wilayah Banjarmasin Selatan.
“Pertama di Kelurahan Tanjung Berkat, dan yang kedua ini di Kelurahan Kelayan Tengah. Kenapa keduanya berada di Banjarmasin Selatan? Karena indikator peredaran narkotika di wilayah Kelayan ini relatif cukup tinggi,” jelasnya.
Dengan adanya deklarasi ini, pihak kepolisian berharap dapat menurunkan tingkat peredaran dan penyalahgunaan narkoba, khususnya di Kota Banjarmasin.
“Kami berharap deklarasi ini bisa menurunkan grafik angka peredaran narkotika,” tegas Syuaib.
Ia juga menekankan, peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Warga yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kampung Bebas Narkoba diimbau melaporkan jika melihat indikasi penyalahgunaan narkotika.
“Siapa pun yang memberikan informasi pasti akan kami lindungi identitasnya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua RT 05 RW 01 Gang Berkat, H. Fajri, menuturkan perubahan signifikan sudah terlihat di lingkungan mereka.
Ia menegaskan warga kini lebih waspada dan siap melaporkan setiap aktivitas mencurigakan, khususnya dari pendatang baru.
“Sekarang Kelayan banyak berubah. Kalau ada warga mencurigakan, terutama yang baru pindah, pasti kami cek. Alhamdulillah warga saya mayoritas sekolah dan bekerja, jadi kecil potensi mereka terlibat,” ujarnya.
H. Fajri menambahkan, faktor ekonomi dan kurangnya kegiatan positif sering menjadi pemicu keterlibatan seseorang dalam penyalahgunaan narkoba. (yul/KPO-4)














