BANDA ACEH, Kalimantanpost.com –
Cuaca ekstrem mengakibatkan Kabupaten Aceh Tengah dilanda bencana banjir dan longsor yang mengakibatkan sembilan korban jiwa.
Bupati Aceh Tengah Haili Yoga menyatakan sebanyak sembilan warganya meninggal dunia tertimpa longsor dan banjir yang melanda kabupaten itu sejak beberapa hari terakhir. Ia mengatakan Aceh Tengah mulai terisolir karena semua akses transportasi darat ke daerah dataran tinggi Gayo itu putus total.
“Pada hari ini dapat kami laporkan bahwa ada empat titik longsor yang mengakibatkan meninggal dunia masyarakat kami berjumlah sembilan orang,” kata Haili Yoga di Aceh Tengah, Kamis (27/11/2025).
Pernyataan itu diumumkan Bupati Haili Yoga lewat akun media sosial TikTok resmi official Aceh Tengah _Bup_Wabup, bersama unsur jajaran pemerintahan setempat.
Dirinya menyebutkan, sembilan warga yang meninggal dunia tersebut tiga orang berasal dari Kampung Paya Tumpi, tiga asal Kampung Daling. Kemudian warga Kampung kelopak Mata dua orang, dan Kampung Tami Dalem, yaitu di lokasi tempat objek wisata Natural Park satu orang.
“Ini semuanya sudah meninggal dunia. Tapi yang miris ada dua lagi yang belum bisa kami evakuasi karena kekurangan alat,” ujarnya.
Karena itu lanjut Haili Yoga, sebagai Bupati Aceh Tengah, dirinya ingin menyampaikan Presiden melalui Gubernur Aceh dan Kepala BNPB, terhadap bencana alam di Aceh Tengah, pihaknya sangat membutuhkan alat loader, eskavator.
Selain itu, dirinya menyampaikan bahwa Aceh Tengah sudah tidak bisa lagi diakses dari jalan pertama menuju Kabupaten Bireuen karena sudah tertutup longsor.
Kawasan yang tertutup longsor itu, kata dia, ada di daerah Merie Satu Satu, Jamur Ujung berdekatan dengan Bener Meriah. Kemudian, kawasan Gunung Salak menuju Aceh Utara juga tidak bisa dilewati.
Selanjutnya, dari Takengon – Blangkejeren (Gayo Lues) juga terjadi longsor di wilayah Isak Aceh Tengah juga tidak bisa lewat.
Lalu, di Nagaraya, Payekolak, Beutong dan Genting di Nagan Raya. Berikutnya, dari Takengon menuju Kabupaten Pidie di wilayah Rusep dan Pame Aceh Tengah juga terjadi longsor.
“Semuanya tidak bisa lagi dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Sehingga Aceh Tengah hari ini betul-betul terkepung akses masuk ke Aceh Tengah,” katanya.
Baca juga: Kronologi Gedung asrama pesantren di Samalanga Bireuen ambruk akibat longsor
Disisi lain, Haili menjelaskan bahwa hingga hari ini terdapat sekitar 28 titik pengungsian ke beberapa sekolah dan mushala di Aceh Tengah, dengan total warga sekitar 426 Kepala Keluarga (KK) atau 1.023 jiwa.
Dan ini akan bertambah lagi karena hujan sudah enam hari tidak pernah berhenti. Dampaknya adalah ada petani, yaitu petani cabai yang hari ini hampir 12 ribu hektare lebih.
“Yang hari ini panen raya, satu hari itu terkadang ada 300 sampai 500 ton terkendala distribusi ke daerah yang lain. Listrik dan telkom juga terputus hari ini,” ujarnya.
Maka dari itu, dirinya berharap kepada Presiden melalui Gubernur Aceh dan BNPB untuk memberikan perhatian khusus kepada Aceh Tengah serta beberapa kabupaten lain yang terdampak bencana.
Dirinya menuturkan, telah menandatangani surat status darurat kebencanaan untuk Aceh Tengah. Kepada masyarakat diimbau untuk selalu waspada bencana hidrometeorologi karena memang daerah ini berada di kawasan pegunungan.
“Tadi juga kami begitu datang ke tempat longsor, tanahnya masih bergerak. Dan sekitar 13 rumah tertimbun, mungkin bisa bertambah. Maka ini perlu kami sampaikan bahwa daerah Aceh Tengah ini adalah daerah tanggap darurat saat ini,” demikian Haili Yoga. (Ant/KPO-3)














