BANJARMASIN, Kalimantanselatan.com – DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Selatan menggelar workshop kepemimpinan bertajuk “She is Red, She Thinks, She Acts, She Leads: Leadership & Empowerment Workshop for Women”, sebuah kegiatan yang menegaskan kembali peran penting perempuan sebagai pemimpin perubahan di era modern.
Acara yang berlangsung di Hotel Treepark ini diikuti 57 peserta perempuan dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan, mulai dari kader muda hingga aktivis sosial. Tujuannya membentuk perempuan yang berpikir kritis, bertindak nyata, dan siap mengambil peran dalam ranah sosial maupun politik.
Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Selatan, Muhammad Syaripuddin, membuka kegiatan ini secara resmi. Dalam sambutannya, ia menegaskan perempuan bukan sekadar pelengkap dalam pembangunan, tapi penggerak utama yang mampu membawa perubahan yang lebih berkeadilan dan manusiawi.
“Perempuan punya kekuatan yang luar biasa ketika diberi ruang untuk berpikir dan bertindak, kepemimpinan bukan soal gender, tapi tentang keberanian mengambil tanggung jawab,” ujar Syaripuddin.
Sementara itu, Ketua DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Selatan, Rizki Eri Munadi, menilai kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, melainkan sebuah gerakan nyata untuk menumbuhkan solidaritas antarperempuan. Ia menegaskan, saat perempuan saling menguatkan, masyarakat ikut maju.
“Kita ingin perempuan muda Kalimantan Selatan tidak hanya menjadi penonton, tapi pelaku perubahan, mereka harus berpikir, bertindak, dan memimpin, karena perubahan besar sering dimulai dari langkah kecil yang berani,” kata Rizki.
Melalui sesi-sesi diskusi dan pelatihan, peserta diajak memahami makna kepemimpinan bukan dari jabatan, tapi dari kemampuan memberi dampak. Workshop ini juga menekankan pentingnya kemandirian perempuan dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk di dunia digital dan sosial politik.
Peserta tidak hanya mendapatkan materi kepemimpinan, tapi juga diajak membangun jaringan antarperempuan yang solid, disebut sebagai “Red Sisters”. Mereka diharapkan mampu berkolaborasi dalam proyek sosial maupun politik, serta menyusun rekomendasi strategis untuk memperkuat peran perempuan di daerah.
Workshop ini juga menghasilkan sejumlah gagasan yang akan diformulasikan menjadi rekomendasi kebijakan kepada pemerintah. Isinya berfokus pada peningkatan kapasitas perempuan, pendidikan politik, serta ruang partisipasi publik yang lebih luas bagi kaum perempuan.
Rizki menyebut kegiatan ini sebagai “batch pertama” dari rangkaian pelatihan serupa yang akan berlanjut di tahun depan. Ia berharap, lewat program seperti ini, akan lahir lebih banyak pemimpin perempuan muda yang berintegritas dan berdaya.
“Ini baru awal, kita ingin ada gelombang perempuan Kalimantan Selatan yang tidak hanya berpikir tentang kesetaraan, tapi juga memimpin dengan keteladanan,” ucapnya.
Acara ditutup dengan deklarasi semangat “She Thinks, She Acts, She Leads” simbol komitmen peserta untuk terus bergerak dan berkontribusi bagi masyarakat. Dari ruang diskusi sederhana ini, semangat perempuan Kalimantan Selatan menegaskan satu hal: kepemimpinan tak mengenal jenis kelamin, tapi keberanian untuk memulai. (nug/KPO-3)














