RANTAU, Kalimantanpost.com – Peringatan Hari Jadi ke-60 Kabupaten Tapin tahun ini diisi dengan agenda yang berbeda, gelaran Tablig Akbar bertema “Tapin Maju, Baiman Warganya”, yang secara khusus menyasar generasi muda.
Sepanjang Jalan Datu Nuraya mulai depan bundaran tugu Adipura Kawasan Rantau Baru, tempat Tablig Akbar penuh di tempati ribuan warga duduk lesehan, menyimak dakwah dari dua penceramah utama, yaitu dai muda Nasional Habib Husein Jafar Al Hadar yang menyasar kaum minileal kedua Tuan Guru Ahmad Ridhani
Bupati Tapin H Yamani mengatakan, ruang dakwah harus dibuka seluas-luasnya agar generasi muda memperoleh bekal keagamaan yang kuat.
“Kita berikan kesempatan penuh dan seluas luasnya kepada guru kita, Tuan Guru Ahmad Ridhani dan Habib Husein Jafar Al Hadar untuk menyampaikan tausiah. Mudah-mudahan pesan yang disampaikan menjadi manfaat bagi kita, untuk menjalani hidup dunia dan diakhirat,” ujarnya.
Pertama, Tuan Guru Ahmad Ridhani dalam tausiahnya menekankan hubungan antara keimanan dan kecintaan terhadap negeri.
“Cinta tanah air adalah bagian dari iman,” ujarnya.
Ia mencontohkan bagaimana Madinah menjadi tempat yang penuh keberkahan karena menjadi kediaman Rasulullah SAW.
Menurut beliau, mencintai tanah air bukan sekadar sikap sosial, melainkan manifestasi dari keimanan itu sendiri.
“Di Madinah tersebar segala kebaikan. Itulah bukti bahwa cinta tanah air memiliki dimensi akhirat, bukan hanya dunia,” kata Ahmad Ridhani.
Kemudian kedua Habib Husein Jafar Al Hadar dalam tausiahnya menyampaikan mengajak jamaah, khususnya generasi muda, untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai pusat keteladanan.
“Segala yang bergandeng dengan Nabi Muhammad akan menjadi mulia,” ujarnya.
Ia menjelaskan mengapa pembacaan maulid relevan untuk peringatan hari jadi daerah.
“Syukuran apa pun menjadi lebih mulia jika dibacakan maulid, tidak mesti harus mengundang pembaca maulid, dibaca sendiri pun sudah cukup,” tutur Habib Husein.
Habib Husein juga menyinggung ayat Al-Qur’an tentang keberkahan sebuah negeri.
“Allah tidak menimpakan azab pada suatu kaum selama di tempat itu ada lantunan puji-pujian kepada Rasul,” ujarnya.
Dalam bagian lain ceramahnya, Ia menyinggung sejarah dakwah Wali Songo yang membangun masyarakat melalui pendekatan batiniah majelis zikir, dakwah lembut, dan keteladanan. Ia mengajak pemuda Tapin mengambil spirit yang sama.
“Jangan habiskan waktu menonton konten yang tidak bermanfaat. Kalau berdakwah di media sosial, tinggalkan komentar yang baik. Kebaikan kecil bisa menjadi amal besar,” pesannya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan dialog interaktif mengenai kesehatan mental, akal, ruh, dan jiwa, yang banyak diminati peserta muda.
Dengan pendekatan dakwah milenial dan isi ceramah yang relevan bagi generasi sekarang, Tablig Akbar ini menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Tapin ke-60 tahun 2025 yang paling hidup dan berdampak. (abd/KPO-4)














