BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Korwil Kalimantan, Andi Muhammad Yuslim Patawari mengunjungi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Belitung Selatan Banjarmasin milik H Aftahuddin, Selasa (18/11/2025) sore.
Kadin menegaskan dukungannya pada program makan bergizi gratis dan komitmen untuk memperluas dapur percontohan ke wilayah pelosok.
Dapur SPPG Belitung Selatan selama ini dikenal sebagai salah satu titik yang menerapkan standar sanitasi dan higienitas cukup ketat. Andi datang untuk memastikan standar itu berjalan, sekaligus melihat kesiapan dapur dalam mendukung program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang kini menjadi salah satu fokus nasional.
Menurut Andi, SPPG bukan cuma fasilitas dapur, tetapi bagian dari upaya besar Kadin untuk memastikan anak-anak Indonesia punya akses makanan sehat dan layak. Ia menyebut program ini bakal jadi fondasi penting menuju visi Indonesia Emas.
“Program makan bergizi gratis ini menyatukan semua, tidak ada lagi cerita soal si kaya atau si miskin, semuanya makan di tempat yang sama, menu yang sama. Itu bentuk paling sederhana dari kesetaraan,” kata Andi.
Ia juga menegaskan, Kadin punya tanggung jawab moral untuk ikut terlibat dalam program pemerintah. Termasuk target memberikan dukungan infrastruktur gizi hingga ke seribu titik MBG yang direncanakan berjalan di seluruh Indonesia.
“Kita wajib dukung, ini bukan semata program presiden, tapi program untuk masa depan anak-anak kita, kalau bicara generasi emas, ya dimulai dari gizi yang benar,” jelasnya.
Andi menambahkan Kadin Kalimantan Selatan saat ini siap menerima penunjukan resmi dari BGN untuk memperluas dapur-dapur SPPG ke lebih banyak titik. Menurutnya, semakin cepat ekspansi dilakukan, semakin cepat pula dampaknya terlihat pada anak-anak di wilayah terpencil.
“Kita bicara soal daerah yang memang tidak tersentuh, kalau dapur-dapur seperti ini bisa hadir di sana, itu sudah menyelesaikan setengah dari persoalan gizi,” ujarnya.
Kunjungan Andi ditutup dengan penegasan bahwa Kadin ingin program SPPG terus berkembang, tidak hanya sebagai dapur percontohan, tapi juga sebagai model pemberdayaan dan peningkatan ekonomi lokal. Baginya, dapur ini adalah gambaran kecil dari perubahan yang ingin dicapai Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Sementara itu, pemilik Dapur SPPG Belitung Selatan, H. Aftahuddin, menyampaikan pesan dapurnya siap menjadi bagian dari perluasan program SPPG ke wilayah pelosok. Ia menyebut banyak daerah yang masih membutuhkan fasilitas dapur layak dan pendampingan produksi makanan bergizi.
“Kami siap, kalau ditunjuk, kami jalan, banyak daerah 3B yang sebenarnya butuh dapur seperti ini, tinggal menunggu siapa yang mau mulai duluan,” ujar Aftahuddin.
Ia menjelaskan dapur yang ia kelola sudah mengikuti standar yang ditetapkan SPPG, mulai dari APD, proses masak, sanitasi ruang produksi, hingga pola distribusi makanan ke sekolah-sekolah. Menurutnya, standar itu penting supaya program gizi benar-benar memberi dampak nyata.
“Standar itu bukan gaya-gayaan, kalau kita bicara anak sekolah, gizi, kesehatan, semua harus bersih dan aman, tidak ada kompromi di bagian itu,” tegasnya. (nug/KPO-3)














