BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Banua Creative Festival 2025 bertempat di Gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin
dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan H Muhidin melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin, Jumat (5/12/2025).
Tahun ini, festival yang dilaksalan 5-7 Desember ini hadir dengan penekanan lebih kuat pada upaya mempertemukan seluruh pelaku ekonomi kreatif dalam satu ruang besar, agar ekosistem ekraf di Banua makin kokoh dan saling terhubung.
Dalam sambutannya, Syarifuddin menegaskan tema “Titik Kumpul” bukan hanya label acara, tetapi arah baru yang mendorong pelaku kreatif tidak lagi jalan sendiri. Ia menyebut perkembangan ekraf di Kalsel selama ini cukup pesat, namun sering bergerak terpencar dan butuh ruang bersama agar kekuatan kolektifnya benar-benar terasa.
Menurutnya, keberlanjutan ekonomi kreatif hanya bisa terbangun kalau setiap unsur mau bergerak bersama. “Kita ingin energi kreatif di Banua tidak lagi berceceran, kalau semua unsur bertemu dan bergerak satu arah, dampaknya bakal jauh lebih besar,” kata Syarifuddin.
Ia juga mengingatkan festival ini bukan sekadar panggung karya, tetapi titik temu untuk membangun identitas lokal yang lebih kuat sekaligus membuka peluang kolaborasi lintas sektor, mulai dari komunitas, UMKM, seniman, akademisi, pemerintah, investor sampai masyarakat umum.
“Acara ini mengingatkan kita bahwa ekonomi kreatif bukan pelengkap, ini sektor yang bisa mendorong pertumbuhan daerah dengan cara yang lebih inklusif,” ujar Syarifuddin dalam sambutannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, Iwan Fitriady, menyampaikan seluruh 17 subsektor ekraf ikut terlibat tahun ini. Ia menyebut BCF 2025 dirancang sebagai ruang besar untuk ide, karya, dan jejaring, bukan hanya ajang pameran.
Festival yang berlangsung selama tiga hari tersebut menghadirkan rangkaian agenda yang cukup padat. Mulai dari IdeaForum yang mengangkat diskusi kreatif berbasis hexahelix, Banua Craft yang menampilkan produk ekraf binaan Dispar, Layar Film Banjar, Tertawa Ria, Rupa-Rupa Seni Rupa, Sound On yang menghadirkan musisi dan band lokal, dan tidak lupa juga turut dimeriahkan oleh tenant-tenant yang menarik dari berbagai coffeshop yang turut ikut bergabung.
Berdasarkan data pendaftaran melalui aplikasi tiket online, lebih dari 7.000 pengunjung sudah mendaftar mengikuti rangkaian kegiatan festival. Iwan menyebut antusiasme ini menunjukkan ruang kreatif di Banua memang sangat dibutuhkan.
“Setiap ide butuh tempat untuk tumbuh, setiap karya perlu jembatan, dan setiap komunitas memerlukan jaringan yang kuat, itu yang coba kita rakit lewat tema ‘Titik Kumpul’ tahun ini,” ujarnya.
Banua Creative Festival 2025 diharapkan tidak hanya menjadi perayaan kreativitas, tetapi juga wadah yang memperkuat pondasi ekosistem ekonomi kreatif di Kalimantan Selatan agar bisa berkembang secara berkelanjutan.
Festival ini menjadi ruang yang mempertemukan banyak unsur, merangkai kolaborasi baru, dan mendorong pelaku ekraf Banua melangkah lebih jauh. (nug/KPO-3)














