BANGKOK, Kalimantanpost.com – Kontingen Indonesia berhasil mempertahankan posisi kedua hingga berakhirnya SEA Games 2025 di Thailand yang akan ditutup hari ini, Sabtu (20/12/2025) malam.
Indonesia meraih 91 medali emas, 112 perak dan 130 medali perunggu, sehingga total keseluruhan medali yang didapat 333 medali.
Koleksi emas ini bukan hanya melampaui target awal 80 emas, namun juga mengantar Indonesia menapaki pencapaian baru.
Koleksi 91 emas ini adalah jumlah medali emas terbanyak ketiga yang dibawa pulang oleh kontingen Indonesia ketika tidak menjadi tuan rumah penyelenggara, sejak pertama kali berpartisipasi di SEA Games 1977 hingga saat ini.
Momen tandang ke SEA Games Kuala Lumpur 1989 masih jadi memori termanis dengan torehan 102 emas, diikuti SEA Games Manila 1991 dengan hasil 92 emas.
Raihan ini juga merupakan pencapaian tersukses Indonesia di SEA Games selama 32 tahun terakhir, ketika bermain di luar negeri. Karena jumlah emasnya melampaui hasil yang didapat pada SEA Games Singapura 1993, dengan 88 emas.
“Capaian luar biasa ini mengantarkan Indonesia finis di posisi kedua klasemen akhir SEA Games 2025,” tulis Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir di instagram pribadinya, Sabtu (20/12/2025).
Raihan peringkat kedua ini menyamai rekor bersejarah saat tampil di luar kandang 30 tahun lalu ketika tim Indonesia tampil di SEA Games 1995 di Chiang Mai, Thailand.
“Ini bukti nyata semangat juang, kerja keras dan mental juara atlet Indonesia mampu membawa merah putih berkibar gagah di podium tertinggi,” ujarnya lagi.
“Terima kasih untuk seluruh atlet, pelatih, ofisial dan rakyat Indonesia yang telah berjuang bersama dari awal hingga akhir. Kalian adalah kebanggaan bangsa,” tegas Erick lagi.
Sementara itu, keberhasilan para atlet tanah air dalam menghadirkan rekor baru mendapat apresiasi dari pengamat olahraga Gatot S. Dewa Broto. Gatot menilai Indonesia sudah dalam trek yang tepat untuk kembali ke masa jaya di pentas olahraga Asia Tenggara.
“Tampil di SEA Games ketika bukan kita tuan rumahnya memang masih menjadi tantangan berat selama ini. Sejak SEA Games Singapura 1993, kita tidak pernah lagi berhasil membawa pulang lebih dari 88 emas. Di SEA Games Kamboja sebelumnya, kita hanya bisa mendekati saja dengan jumlah 87 emas. Jika selama ini kita hanya bisa bermimpi kapan kita akan kembali ke masa kejayaan di kancah olahraga Asia Tenggara, inilah saatnya. Kita sudah berhasil lepas dari mimpi buruk selama 32 tahun terakhir saat menjadi peserta tamu SEA Games,” ujar Gatot dikutip dari laman Kemenpora, Sabtu.
Ia juga berharap catatan positif ini menjadi motivasi pembakar semangat para atlet saat kembali ke pusat pelatihan nasional, guna mempersiapkan diri menuju Asian Games di akhir 2026 dan Olimpiade 2028.
“Tentu rekor baru dalam keikutsertaan kita di ajang multi event tidak hanya berhenti di sini. Kita harus ciptakan lagi sejarah baru dengan pencapaian tersukses di Asian Games mendatang. Sehingga pulang dari Thailand nanti ,harus dilakukan evaluasi dengan seksama untuk memetakan mana cabang-cabang olahraga yang menjadi kekuatan kita di pentas Asia, seperti apa proses persiapan yang efektif karena kita hanya punya waktu kurang dari sembilan bulan untuk berlaga di Asian Games. Ini motivasi yang baik untuk melecut para atlet agar terjaga tekad, fokus dan konsentrasinya,” urai Gatot.
Hal senada juga diungkapkan Noviantika Nasution, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PB Perbasi) 2006-2010. Wanita yang terus memberikan perhatiannya pada olahraga ini menilai prestasi SEA Games 2025 merupakan pengobat rindu akan sejarah apik Indonesia di Asia Tenggara.
“Pencapaian Indonesia di SEA Games kali ini sungguh membanggakan. Sudah lama sekali kita tidak mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan sebanyak ini pada cabang-cabang olahraga bergengsi. Hasil 91 emas ini merupakan penyejuk hati dan pengobat rindu akan kekuatan kita untuk kembali berbicara di ajang multi events seperti SEA Games ini. Melihat hasil ini, kita harus percaya diri kita bisa kembali mencetak rekor positif baru di Asian Games 2026,” kata Noviantika. (ful/KPO-3)














