Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Jurnalis Perempuan FJPI, Suarakan Kelompok Rentan Saat Liputan Bencana Sumatera

×

Jurnalis Perempuan FJPI, Suarakan Kelompok Rentan Saat Liputan Bencana Sumatera

Sebarkan artikel ini
IMG 20251223 WA0055

SUMATERA UTARA, Kalimantanpost.com – Para jurnalis perempuan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kelompok rentan saat peliputan bencana di Sumatera.

Meskipun para jurnalis perempuan juga menjadi korban bencana, mereka tetap membuat karya jurnalistik demi menyuarakan kepentingan publik.

Kalimantan Post

Ketua Umum FJPI Khairiah Lubis mengatakan, peran jurnalis perempuan dalam peliputan bencana di Sumatera sangat penting.

Para jurnalis perempuan mempunyai perspektif gender sehingga dapat mengangkat cerita tentang kelompok rentan, di antaranya kelompok perempuan, anak-anak, lansia, hingga enyandang disabilitas.

“Jurnalis perempuan dapat mengingatkan pemerintah bahwa ada kelompok rentan yang perlu diperhatikan. Dalam penanganan bencana, semua orang sering dianggap sama rata. Padahal, kelompok rentan ini kebutuhan yang berbeda-beda,” kata Khairiah saat memberikan sambutan dalam acara HUT ke-18 FJPI yang digelar secara daring, pada Senin (22/12/2025) malam.

Khairiah mengatakan, sebanyak 16 anggota FJPI di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menjadi korban bencana banjir. Kendati begitu, para jurnalis itu tetap menjalankan kerja-kerja jurnalistik demi menyuarakan kepentingan publik.

“Bagi seorang jurnalis perempuan, beban bencana terasa ganda. Di satu sisi, mereka memiliki tanggung jawab profesional untuk melaporkan situasi terkini kepada masyarakat. Di sisi lain, mereka adalah ibu, anak, dan penggerak rumah tangga yang harus menghadapi kenyataan pahit saat hunian mereka diterjang banjir bandang,” katanya.

Untuk meringankan beban para anggota yang menjadi korban bencana, seluruh FJPI cabang di Indonesia menggalang donasi. Aksi kemanusiaan juga untuk menjaga solidaritas antarjurnalis perempuan di Indonesia.

Eva Basaria Situmorang, wartawan RRI yang bertugas di Aceh turut menceritakan pengalamannya saat harus meliput bencana. Di saat yang bersamaan, rumahnya yang berada diKabupaten Aceh Singkil juga terendam banjir.

Baca Juga :  TelkomGroup Salurkan Bantuan Kemanusiaan dan Aktifkan 13 Titik Internet Satelit untuk Korban Bencana Sumatra

“Saya membuat laporan tentang banjir di Aceh dalam kondisi basah kuyup. Saat itu, rumah-rumah warga sudah mulai terendam dan warga sudah mulai mengungsi. Saya juga memotret kelompok disabilitas dan nenek-nenek yang turut menjadi korban banjir,” kata Eva.

Dalam kondisi tersebut, Eva juga sempat membantu sejumlah orang yang membutuhkan tempat pengungsian sementara. Dia menawarkan perempuan, anak-anak, dan lansia untuk mengungsi di kantor RRI yang ada di wilayah tersebut. Kendati kemudian kantor tersebut juga terendam banjir sehingga para korban harus berpindah ke lokasi lain yang lebih aman.

Sementara itu, Mafa Yuli Ramadhani, angota FJPI Sumatera Utara mengatakan, dia turut menjadi korban banjir. Rumahnya yang berada di Medan terendam banjir setinggi satu meter.

Kendati begitu, dia tetap memutuskan pergi ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk meliput dampak bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut. Jurnalis Project Multatuli itu mengangkat kisah 134 orang yang terpaksa bertahan di satu rumah selama lima hari akibat bencana, termasuk kelompok anak-anak dan perempuan.

“Di Aceh Tamiang, saya ketemu dengan anak-anak, perempuan, dan ibu hamil korban bencana yang kondisinya sangat lemah. Mereka kehabisan stok makanan dan air bersih,” ucapnya.

Sementara itu Elviza Diana, jurnalis lingkungan Mongabay mendorong para jurnalis perempuan untuk menulis persoalan banjir sebagai bencana ekologi, bukan hanya bencana alam. Banjir yang menerjang Sumatera menjadi bukti pemerintah tidak mampu mengelola bentang alam.

“Ini adalah krisis ekologi yang serius. Sebagai jurnalis kita perlu melihat alam berubah sehingga karya jurnalistik yang dihasilkan lebih kuat dan mendorong supaya pemerintah memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukan,” kata Elviza yang merupakan anggota FJPI Jambi.

Baca Juga :  Kalsel Terima Apresiasi Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025

Adapun Uni Lubis, jurnalis senior yang juga Pemimpin Redaksi IDN Times turut mengapresiasi kerja-kerja jurnalis perempuan FJPI dalam peliputan bencana. Dia mendorong seluruh jurnalis perempuan untuk terus berkiprah dan menghasilkan karya-karya jurnalistik sebaik mungkin.

“Semoga sebagai jurnalis perempuan, kita semakin bermanfaat bagi publik dan masyarakat,” ucapnya.(nau/KPO-1)

Iklan
Iklan