MARTAPURA Kalimantan Post.com – Berawalan kenalan via Instagram, malah diperas dan diancan dengan modus konten asusila, pelaku Diburu Tim Siber Ditreskrimsus Polda Kalsel.
Ini dialami seorang siswa berinisial RA, pada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Banjar, mengaku ditipu, diancan serta diperas dengan modus konten asusila melalui ‘Direct Message’ atau pesan Instagram yang dikirimkan pelaku.
Atas ini pula Tim Siber Ditreskrimsus Polda Kalsel memastikan akan menindaklanjuti serta memburu pelalaku, setelah adanya laporan pihak orang tua.
Dari ini pula NA, orang tuakorban dari keterangan Kamis (25/12/2025) keberataan dan tak terima atas teror pelaku terhadap anaknya hingga telah melaporkan ke Ditreskrimsus Polda.
Dari informasi, Tim Siber Ditreskrimsus Polda akan berkoordinasi dengan pihak Polres Banjar, untuk mengungkap semua ini.
Modus pelaku dari keterangan mengirimkan video dan foto berkonten asusila dengan menggunakan editan AI ( Artificial Intelligence) wajah korban.
Pelaku meminta sejumlah uang jika korban tidak ingin foto dan video tersebut di sebarkan
Menurut orang tua korban yang dapat alporan si anak, semua Berawal dari menerima pertemanan di Instagram dari seseorang yang tidak dikenal. Ujung-ujungnya membuat korban RA mengalami penipuan dan pemerasan melalui pesan Instagram.
Pelaku, menyamar menggunakan Akun Iinstagram dengan foto seorang wanita mengirimkan video dan foto berkonten asusila dengan menggunakan editan AI ( Artificial Intelligence) wajah korban.
Pelaku meminta sejumlah uang jika korban tidak ingin foto dan video tersebut di sebarkan. Saat itu korban merasa video dan foto tersebut bukan dir nya dan segera memblokir akun Instagram pelaku.
Tidak lama setelah kejadian itu, salah satu teman di sekolah korban berinisial RF dikirimi Direct Message (DM) di Instagram berupa foto dan video konten asusila yang wajahnya di edit menggunakan AI (Artificial Intelligence ) wajah korban RA.
“Kita segera melapor ke Ditreskrimsus Polda Kalsel, dan memohon segera ditangkap pelakunya, karna telah menyebarkan konten asusila dan pengancaman pemerasan,” ucap ibu korban.
Sementara ditanya kepada pihak korban, menyatakan penyesalannya telah menerima pertemanan dari orang yang tidak dikenal dan akan lebih berhati-hati lagi dalam ber media sosial. (KPO-2)














