Untuk arus lalu lintas padat, merayap serta pastikan situasi lokasi, Polda Kalsel pemantauan lewat udara, selain sejumlah titik Link Live CCTV di daratan.
MARTAPURA, KP – “Lautan manusia” yang hampir 5 juta jemaah hadiri puncak 5 Rajab (Haul ke 21 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul), Minggu (28/12) malam. Empat jemaah dilaporkan meninggal dunia.
Jemaah melaksanakan ibadah dengan khusyuk, termasuk salat Maghrib, tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca hingga melaksanakan kegiatan religius tersebut rampung.
Kegiatan diawali pembacaan Maulid Al Habsyi yang dilanjutkan lantunan selawat Nabi Muhammad SAW.
Suara selawat menggema di kawasan Musala Ar Raudhah dan lingkungan sekitarnya.
Selain sebagai ibadah, kegiatan malam Senin juga menjadi ajang silaturahmi akbar.
Rekayasa lalu lintas diberlakukan di sejumlah titik, sementara petugas kesehatan disiagakan guna mengantisipasi kemungkinan keadaan darurat.
Kapolres Banjar AKBP Dr Fadli kepada wartawan usai pelaksanaan mengaku bersyukur kegiatan religius tersebut berlangsung khusyuk, tertib dan lancar di bawah komando Kapolda Kalsel.
“Untuk jemaah lebih banyak dibanding Haul sebelumnya,” tandasnya.
Dari data provider, lanjutnya, baik Telkomsel, XL dan Indosat, jumlah jemaah Haul saat ini mencapai 4,95 juta.”Jadi hampir 5 juta jemaah,” ucapnya.
Sedang yang meninggal dunia, dari data kepolisian ada empat orang karena sakit, ada yang dari Martapura dan dari luar Kalsel, sudah dijemput pihak keluarga untuk dimakamkan.
Arus Lalu Lintas
PUNCAK 5 RAJAB – Hampir 5 juta jemaah hadiri puncak 5 Rajab Haul ke-21 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul), Minggu (28/12) malam.
Untuk arus lalu lintas padat, merayap dan pastikan situasi lokasi saat itu, pihak Polda Kalsel pemantauan lewat udara, selain sejumlah titik Link Live CCTV di daratan.
Pemantauan arus lewat udara dengan helikopter milik Satpolairud dilakukan Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi bersama Direktur Lalu Lintas (Dirlantas), Kombes Pol Fahri Siregar
Bahkan kawasan A Yani dari Bundaran Simpang Empat Banjarbaru ke Martapura, telah ditutup untuk jenis mobil.
Arus ini tak hanya kawasan Kalsel, namun juga dari Kabupaten Tabalong, yang mana jemaah dari Kalimantan Timur, dan sekitarnya melintas.
Termasuk dari Kalimantan Tengah, yang masuk Kota Banjarmasin hingga jemaah yang tiba dari berbagai penjuru di Indonesia untuk hadiri Haul ke-21 Abah Guru Sekumpul adalah nama panggilan populer untuk KH Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari.
Terbanyak untuk wilayah terdekat, jemaah menggunakan kendaraan roda dua, selain mobil yang telah memadati kawasan Jalan Ahmad Yani dari Banjarmasin- Banjarbaru ke arah Martapura.
Petugas gabungan ekstra melakukan rekayasa lalu lintas berupa pengalihan bagi kendaraan roda empat.
Untuk parkiran di kawasan Sekumpul Martapura tak bisa lagi menampung .
“Untuk roda empat kami alihkan dan arahkan untuk parkir ke arah Sungai Ulin,” tambah Kompol Abdurrahman
Arus kedatangan jemaah tak hanya lewa darat, namun banyak pula jalur sungai di Dermaga Murung Kenanga, Martapura, yang terus meningkat.
Jemaah dari berbagai daerah berdatangan secara bertahap melalui jalur sungai sebelum melanjutkan perjalanan ke Sekumpul.
Diantaranya Desa Bahaur, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih 15 jam untuk tiba di Martapura.
Ada pula asal Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, menempuh perjalanan sekitar tiga jam.
Lain tempat peningkatan arus lalu lintas terpantau signifikan di sejumlah titik strategis wilayah Kabupaten Batola dan Tabalong.
Arus kendaraan menuju Sekumpul terpantau padat merayap di Jembatan Barito.
Jembatan ini menjadi salah satu jalur utama bagi jemaah yang datang dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara menuju Martapura.
Kepadatan didominasi kendaraan roda dua dan roda empat yang bergerak perlahan dari arah seberang Barito Kuala.
Dari pantauan di lokasi, laju kendaraan kerap tersendat, bahkan beberapa kali terhenti akibat tingginya volume kendaraan yang melintas secara bersamaan.
Situasi padat ini juga dipengaruhi oleh penyempitan lajur di area jembatan serta meningkatnya arus kendaraan sejak siang hari.
Meski demikian, kondisi lalu lintas masih terkendali dan terus bergerak, meskipun dengan kecepatan rendah.
Aparat kepolisian dan petugas gabungan terlihat melakukan pengaturan lalu lintas di sekitar jembatan.
Mereka berupaya menjaga kelancaran arus dan mengurai kepadatan agar tidak terjadi penumpukan yang lebih panjang, terutama di jam-jam rawan.
Kemudian Satuan Lalu Lintas Polres Tabalong dipimpin Kasat Lantas, Iptu Oki Hermawan bersama jajaran anggota, melaksanakan pemantauan dan pengaturan arus lalu lintas secara langsung di kawasan perbatasan antar provinsi.
Secara umum situasi kamtibmas terkendali. (wan/nug/K-2)














