Banjarbaru, KP – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memastikan Masjid Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dapat langsung difungsikan untuk kegiatan keagamaan setelah diresmikan pada akhir 2025.
Seluruh sarana dan prasarana utama masjid telah selesai dibangun, meski pengembangan kawasan pendukung masih akan dilanjutkan secara bertahap.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel, Yasin Toyib, mengatakan, pekerjaan fisik masjid kini hanya menyisakan penataan lanskap yang ditargetkan rampung pada Desember 2025. Sementara bangunan utama masjid telah diselesaikan lebih awal pada 2024.
“Bangunan utama sudah siap digunakan.
Setelah peresmian dan penyerahan aset, masjid ini bisa langsung dimanfaatkan sebagaimana fungsinya,” ujar Yasin, Jumat (19/12).
Usai diresmikan, aset Masjid Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari akan diserahkan kepada Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel.
PUPR Kalsel juga mendorong agar ke depan dibentuk badan pengelola khusus guna memastikan pengelolaan masjid berjalan optimal.
“Dengan adanya badan pengelola, operasional dan pemeliharaan masjid akan lebih terarah dan berkelanjutan,” katanya.
Pengembangan kawasan masjid, seperti pembangunan kolam dan penanaman tanaman buah-buahan di sekitar area, direncanakan dilaksanakan pada tahun-tahun berikutnya.
Konsep tersebut sejalan dengan arahan Gubernur Kalsel agar kawasan masjid tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga ruang publik yang hidup dan ramai.
“Harapannya, masjid ini dapat berkembang menjadi salah satu ikon wisata religi di Kalimantan Selatan,” tutur Yasin.
Pembangunan lanskap masjid menghabiskan anggaran sekitar Rp56 miliar, sementara pembangunan bangunan utama menelan biaya Rp121 miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Kalsel.
Total anggaran yang telah dikucurkan mencapai Rp177 miliar.
Masjid Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dibangun dengan konsep lahan terbuka di atas area seluas sekitar 4.000 meter persegi dan diklaim mampu menampung hingga 3.000 jemaah. (mns/K-2)
