BANJARMASIN, Kalimantanpost.com -Perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) terus menunjukkan dinamika yang positif. Hingga November
2025, Neraca Perdagangan Kalsel mencatatkan surplus sebesar US$988,28 juta.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan (DJPb Kalsel) Catur Ariyanto Widodo di Publikasi ALCo Regional Kalimantan Selatan untuk realisasi hingga November 2025 di Aula Kantor DJPb Kalsel, Senin (22/12/2025).
Hadir juga di acara tersebut Kepala Kanwil DJP Kalimantan Selatan dan Tengah Syamsinar, Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Selatan Abien Prastowidodo, Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi, Kanwil DJKN Kalimantan Selatan dan Tengah Antonius Arie Wibowo.
Meskipun masih
mencetak surplus, lanjut dia, angka ini mengalami kontraksi sebesar 20,92 persen (yoy) jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja ini dipengaruhi oleh nilai Ekspor bulan November yang tercatat sebesar US$1.121,44 juta dan nilai Impor sebesar US$133,16 juta.
“Dari sisi harga, tingkat inflasi di Kalimantan Selatan pada November 2025 tercatat sebesar 3,35 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,22. Angka ini masih berada di atas
tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,72 persen (yoy),” tegas Catur.
Secara bulanan atau month-to-month Kalsel
mengalami inflasi sebesar 0,73 persen juga lebih tinggi dari kondisi nasional yang mencatatkan inflasi
0,17 persen.
Tekanan inflasi bulan ini terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas tertentu.
Komoditas penyumbang utama andil inflasi (mtm) adalah emas perhiasan, terong, dan beras. Di sisi
lain, beberapa komoditas seperti daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, dan mangga justru
memberikan andil deflasi, membantu menahan laju inflasi lebih lanjut. Secara makro, ekonomi Kalsel pada Triwulan III 2025 tumbuh 5,19 persen (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional sebesar
5,04 persen. (ful/KPO-3)














