Ismet mantan anggota DPR RI ini memastikan dengan sertifikasi kompetensi yang diperoleh anggota PPI, maka secara pasti sumber daya manusia (SDM) semakin meningkat
BANJARMASIN, KP – Sedikitnya 300 anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kalimantan Selatan telah memiliki sertifikat keahlian angka tersebut relative banyak, jika dibanding dari jumlah 400 orang anggota.
“Alhamdulillah, anggota kami yang memiliki sertifikat kompetensi keahlian 300 orang, dan ke depan akan terus bertambah, serta berbenah diri,” ucap Ketua PPI Kalsel Prof Dr Ir H Ismet Ahmad disela Musyawarah Wilayah Persatuan Insinyur Indonesia Kalsel 2020 bertajuk Optimalisasi Peran PII Kalsel menyongsong Akselarasi Kalimantan Menjadi Ibukota Negara’ di Hotel Delima Jalan A Yani Km 7, Sabtu (7/3).
Ismet mantan anggota DPR RI ini memastikan dengan sertifikasi kompetensi yang diperoleh anggota PPI, maka secara pasti sumber daya manusia (SDM) semakin meningkat.
Apalagi menyongsong Kalimantan menjadi ibukota Negara, khususnya dalam pembangunan infrastruktur bagi kepentingan masyarakat.
“ SDM anggota PPI mampu memberikan kontribusi untuk pembangunan Kalsel, terkhusus lagi ibukota Negara di Kalimantan nantinya,” tambahnya.
President Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr Ir Heru Dewanto dalam sambutannya mengatakan, PII berupaya untuk meningkatkan kontribusi dan peran serta keinsinyuran, peningkatan taraf hidup Insinyur Indonesia dan Kalsel.
“Para Insinyur kita dituntut untuk lebih bisa mendeliver hasil engineering, manufacturing, construction, operation and maintenance yang berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan di masyarakat dan industri sebagai pengguna produk keinsinyuran,” tuturnya.
Dengan kontribusi PII terhadap ibu kota baru yang bisa menjadi cerminan masa depan Indonesia, di Kalimantan ini khususnya.
Dia menyatakan, pembangunan infrastruktur harus menjadi perhatian utama di ibukota baru lalu, sistem kelistrikan juga menjadi hal yang penting, jangan sampai ibu kota baru mengalami pemadaman seperti yang terjadi di Jakarta dan sebagian Jawa beberapa waktu lalu.
Infrastruktur harus terbaik, listrik juga harus 3R reliable itu dapat diandalkan, robust itu tangguh, dan resilience itu ketahanannya bagus,” ungkap Heru.
“ Saya menekankan perencanaan tata kotanya harus menganut konsep smart city selain itu agar ibu kota baru menjadi cerminan Indonesia di masa depan,” tegasnya.
Heru Dewanto mengharapkan, dengan Muswil PII Kalsel, bisa menghasilkan kepengurusan yang kuat dan lengkap serta program yang dilahirkan transformasi kepemimpinan keinsinyuran.
Sementara, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Kalsel Ir H Subhan Syarief mengakui PII memiliki cakupan ilmu yang lebih luas, salah satunya bidang jasa konstruksi, teknik sipil, dan rekayasa.
“ Kami mendorong aturan yang sinergis, sebab mereka memiliki payung hukum UU Keinsinyuran dan UU Jasa Konstruksi yang sangat bersentuhan, termasuk kompetensi sertifikasi,” kata mantan Ketua Intakindo Kalsel ini.
Dalam kesempatan tersebut digelar Penandatanganan MoU antara PII Pusat dan PII Kalsel serta LPJK Provinsi Kalsel, sebab mengikuti kesepakatan dari organisasi masing-masing di tingkat nasional. (hif/K-1)