Oleh : Mambang, M.Kom
Ketua Jurusan Teknologi Informasi, Universitas Sari Mulia
Indonesia adalah tanah yang subur, kata-kata ini tentunya sudah sering sekali kita baca dan kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dibalik itu kata-kata tanah yang subur terdapat suatu problem yang saat ini menjadi pekerjaan prioritas bagi kita semua untuk dapat membenahi kondisi pertanian yang mulai mengalami perubahan sosial yang sangat komplek.
Pengertian perubahan sosial, menurut John Luwis Gillin dan John Philip Gillin, adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Era Industri 4.0 membutuhkan kesiapan dari seluruh aspek dan segala sektor tidak terkecuali di bidang pertanian. Dalam menjalani era industri 4.0 ini bidang pertanian akan menghadapi perubahan yang memerlukan kesiapan dari semua stakeholder dalam menyiapkan strategi dasar sebagai fondasi menghadapi era Industri 4.0. Pada bidang pertanian ini sendiri , tantangan yang akan dihadapi pada masa mendatang akan ada pada sektor air dan lahan,serta tenaga kerja.
Era Industri 4.0 ini harus dipahami dengan memaknai secara literatur dan berbagai praktik. Yang disebut Revolusi Industri 4.0 adalah gabungan dari beberapa topik di bidang teknologi informasi saat ini seperti Internet Of Thinks atau juga biasa disebut dengan Internet of Everything (IoE), di mana IoE diawali dari Internet of Thing (IoT). Pada konsep IoT, semua benda terkoneksi dan bisa “berkomunikasi” via jaringan internet. IoE menyempurnakan konsep tersebut. IoE memungkinkan semua hal terkoneksi, mulai dari manusia, data, proses, dan benda-benda, semuanya terhubung via internet. Pada salah satu konsep IoE, data setiap benda disajikan secara digital dan bisa diakses kapanpun. Misal, barang-barang retail yang discan kode QR-nya tak hanya menunjukkan harga seperti yang ada sekarang ini, tapi juga kandungan, proses pembuatan, jumlah kalori untuk makanan, dan semua informasi lain.
Dengan adanya teknologi ini nantinya, semua proses dalam bidang pertanian akan dihubungkan menggunakan perangkat teknologi dengan media internet baik itu Local Area Network (LAN) maupun Wide Area Network(WAN), sehingga outomatisasi dalam bidang teknologi pertanian dapat terhubung secara realtime dimana manfaat dari ini mampu memberikan efesiensi dan juga peningkatan hasil produksi di bidang pertanian. Selain itu juga Big Data menjadi pondasi dalam bidang data yang berguna untuk menarik informasi dan mengolah data yang begitu besar dengan menggunakan bermacam algoritma dan tools Big Data, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar untuk pelaku usaha terutama dalam bidang pertanian.
Selain itu juga Artificial Intelligence memberikan peran yang sangat penting dalam bidang pertanian karena dengan AI, berbagai macam mesin dapat melakukan pekerjaan tanpa perintah serta mampu memberikan peramalan-peralaman tentang keadaan tinggi air, kondisi cuaca, luas lahan, tingkat kesuburan tanah serta mampu memprediksi hasil produksi dimasa yang akan datang.
Dari tiga topik utama tersebut ada satu lagi yang tentunya akan jadi pelengkap dalam Era Industri 4.0 di bidang pertanian yaitu Robotic, Robotic inilah nantinya akan sangat membantu dan memudahkan petani dalam pengelolaan pertanian dari sisi mekanisnya. Sebagai contoh “fulldronesolutions” yang ada di yogyakarta sudah menggunakan perangkat drone, dimana dari drone ini juga dilengkapi dengan sensor-sensor yang dapat mengukur kontur tanah dan tanaman. Selain itu juga drone ini dapat menyiramkan pupuk-pupuk cair bagi tanaman. Dengan adanya teknologi seperti drone inilah maka pengelolaan lahan di sektor pertanian akan mampu mengurangi beban biaya sehingga hasil produksi petani akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Pada sebuah seminar dengan judul Pembangunan Pertanian dan Tren Revolusi Industri 4.0, Dr. Bayu Krisnamurthi memberikan hipotesanya mengenai ekonomi indonesia saat ini dimana peranan dari Industri 1.0 yang berbasis mekanik berapa pada angka 15 persen dari total ekonomi indonesia, pada industri 2.0 berbasis elektrik seperti listrik dan komputasi sederhana dengan angka persentasi 60 persen. Pada industri 3.0 yang berbasis komputer persentasinya berada pada 20 persen. Sedangkan pada Industri 4.0 persentasi ada pada 5 persen. Dari data yang ada dapat kita lihat bersama bahwa industri 4.0 masih memiliki peranan yang sangat kecil persentasinya dibandingkan dengan aktivitas Industri sebelumnya.
Strategi dasar dalam menghadapi distrubtion yang ada dimasa depan di bidang pertanian tentunya kita harus bisa mengatur pasokan tidak sama dengan produksi, karena dalam bidang produksi sangat dipengaruhi oleh iklim yang ada di wilayah kita. Pengelolaan air, lahan dan tenaga kerja harus menjadi perhatian dasar kita bersama dalam menyiapkan strategi menghadapi Era Industri 4.0 ini. Salah satu perubahan terbesar dalam sejarah kehidupan manusia adalah dimulainya budaya bertani di era digital saat ini, pangan sebagai kebutuhan dasar manusia itu peningkatan harus selalu diimbangi dengan peningkatan ketersediaan pangan.
Ditengah serbuan tsunami teknologi yang terus mengempur masyarakat dunia, tantangan dalam regenerasi petani tentunya akan menjadi fokus perhatian kita bersama. Chairman of Institute for Food and Agriculture Development Studies (IFADS) “Iskandar Andi Nuhung” menjelaskan “Tantangan di sektor pertanian adalah sebagian besar petani Indonesia berusia 45 tahun ke atas atau lebih. Tanpa adanya regenerasi, Indonesia terancam akan kekurangan SDM yang bekerja di sektor pertanian. Untuk itu peran kita bersama diperlukan guna mendorong generasi milenial untuk terjun di sektor pertanian. Populasi masyarakat Indonesia yang diperkirakan mencapai 300 juta pada tahun 2030 membuat semua stakeholder harus mengantisipasi langkah-langkah tepat untuk menyediakan pangan yang memadai, aman, dan berkualitas. “Berbagai upaya tentu perlu dilakukan, seperti meningkatkan produksi pertanian yang diselaraskan dengan program berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam laporan terbarunya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi bahwa bumi akan semakin padat karena pada 2050 manusia di dunia diperkirakan akan berjumlah nyaris 10 miliar jiwa.
Mempersiapkan generasi yang berkualitas tentunya menjadi prioritas utama bagi kita semua, karena merekalah yang nantinya akan menjadi penerus bangsa ini. Impian kita bersama di masa depan adalah pertanian modern dan mampu sejajar dengan negara maju di sektor pertanian. Transformasi pertanian dari konvensional ke modern harus kita siapkan dari saat ini juga. Tsunami teknologi yang saat ini terjadi,tentunya tidak membuat kita terlena, Tsunami teknologi kita harapkan dapat membuat generasi indonesia mampu berinovasi terutama dalam sektor pertanian. Pekerjaan dibidang pertanian kedepannya tentu menjadi sebuah prospek yang sangat menjanjikan karena peranan teknologi tentunya akan sangat membantu petani-petani dimasa yang akan datang. Pekerjaan petani adalah yang paling menyenangkan dan penuh harapan Maarten Luther.