Beberapa Pengprov Cabor, mempertanyakan soal surat KONI Kalsel yang memberitahukan pembehentian sementara latihan atlet PON XX Papua
Banjarmasin, KP – Cabang olahraga biliar mempertanyakan, soal surat pemberitahuan pemberhentian sementara, pemusatan latihan atlet dan pelatih PON XX Papua 2021 dari KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kalsel.
Ketua Harian Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kalsel, Noor Fathuliansah menjelaskan, jika surat itu ditujukan untuk menghentikan latihan atlet yang bersiap menghadapi PON XX Papua tentu salah kaprah.
“seharusnya tidak perlu ada surat penghentian pelatprov, penekanannya pada latihan mandiri saja,” kata pelatih biliar Kalsel ini.
Fathul menambahkan atlet yang sedang dipersiapkan menghadapi suatu kejuaraan tidak boleh latihannya dihentikan. Karena hal itu akan merugikan atlet itu sendiri.
“kalau bisa jangan di stop lah tetap latihan dengan metode latihan masing-masing untuk menghindari pandemi covid 19,” sebut dia.
Seperti diketahui pada tanggal 6 Agustus 2020 Koni Kalsel mengeluarkan surat, pemberitahuan pemberhentian sementara pemusatan latihan atlet dan pelatih PON XX 2021, hingga tanpa batas waktu yang ditentukan.
Tidak hanya cabang olahraga biliar, dayung pun ikut bereaksi saat mengetahui soal beredarnya surat pemberitahuan pemberhentian sementara, pemusatan latihan atlet dan pelatih PON XX Papua 2021 dari KONI Kalsel.
“Saat mendapat info dari media sosial dan grup olahraga juga soal surat ini dan saya merasa aneh. Untuk suratnya langsung memang belum dapat,” kata Sekretaris Pengprov Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) Kalsel, Donny Wiriawan Ahdiyat, belum lama tadi.
Menurut Donny sangat aneh jika benar latihan Atket dihentikan mengingat persiapan PON Papua tinggal satu tahun lagi.
“Mungkin ini satu-satunya KONI di Indonesia yang meminta pengurus olahraga menghentikan atletnya latihan, sungguh aneh,” kata Donny.
Donny menambahkan jika alasan untuk memutus penyebaran covid-19, maka surat ini sangat cocok ditujukan bagi cabor yang atletnya kontak fisik langsung.
“Sementara dayung atlet kami hanya latihan dengan alat tidak kontak, begitu juga dengan cabor catur Bridge, billiar dan lainnya tidak perlu kontak fisik dengan atlet lainnya,” sebut Donny.
Apalagi lanjut dia, Jika seorang atlet dalam satu minggu saja berhenti latihan apapun alasannya, maka untuk mengembalikan kondisi fisik seperti sedia kala membutuhkan waktu sekitar enam bulan.
“Alasannya kok mengada ada, kalau atket tidak latihan tentu fisiknya akan jauh berbeda mungkin bisa dari nol lagi apalagi lama tidak latihan,” jelas dia.
Donny berharap redaksi surat hendaknya diubah, dengan meminta para atlet yang tergabung dalam pelatihan persiapan PON, agar melakukan latihan mandiri bukan dihentikan.
“Jangan sampai nanti dengan surat ini akan mempermalukan yang mengeluarkan suratnya, sebab ini ketahuan sekali bahwa orang itu tidak mengerti masalah olahraga,” pungkas Donny yang juga penggemar olahraga bersepeda ini. (nets/nfr/k-9)