Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Fondasi Kokoh Membangun Bangsa adalah Keluarga Harmonis

×

Fondasi Kokoh Membangun Bangsa adalah Keluarga Harmonis

Sebarkan artikel ini

Oleh : Adi Fitriansayah Rizqoni, S.Pd
Guru SMPN 4 Satu Atap Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu

Akhir-akhir ini kita sering menjumpai perilaku anak-anak usia sekolah yang jauh dari sopan santun, baik itu terhadap orang tuanya sendiri, teman maupun guru di Sekolah. Bahkan banyak juga anak-anak yang melakukan penyimpangan-penyimpangan sosial yang meresahkan masyarakat, hal ini disebabkan oleh pola asuh yang salah di dua lingkungan yang berbeda yaitu di dalam rumah (keluarga) dan di luar rumah (masyarakat).

Baca Koran

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak. Dalam lingkungan inilah anak mempelajari dan diajari berbagai hal yang bakal menjadi bekal kehidupan dimasa yang akan datang. Dalam literasi Islam, keluarga sering disebut sebagai madrasah pertama karena keluarga merupakan tempat pertama kali yang akan membentuk pribadi seseorang, baik buruknya seseorang sangat bergantung pada pendidikan pertama yang ia dapatkan dari keluarga.

Keluarga sebagai satuan sosial yang mendasar akan membantu arah pergaulan bagi masyarakat luas. Artinya jika keluarga tersebut harmonis maka akan membentuk lingkungan masyarakat yang harmonis pula, begitu juga sebaliknya. Hubungan keluarga yang penuh konflik akan berpengaruh terhadap psikologis anak di masa depan, bahkan juga bisa membawa pengaruh buruk di lingkungan masyarakat. Ketika seseorang mengintegrasikan diri di tengah-tengah masyarakat, perilaku pun berangsur-angsur bisa berubah sesuai dengan kondisi lingkungan masayarakat. Oleh karena itu penting sekali mencermati sebelum memutuskan lingkungan masyarakat tempat bersosialisasi.

Keluarga harmonis adalah keluarga yang anggotanya selalu merasa nyaman hidup di lingkungan anggota keluarga, saling mengasihi, menyayangi, mempercayai, menghargai dan menghormati hak dan kewajiban masing-masing serta saling mendukung dan mendorong anggota keluarga agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam Islam keluarga harmonis ini dimulai dengan pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam. Suatu keluarga yang harmonis bisa dibentuk dari pondasi atau pilar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan memiliki sifat sakinah, mawaddah dan warahmah.

Fondasi yang kokoh dalam membangun bangsa dan negara adalah keluarga yang harmonis. Untuk membentuk keluarga yang harmonis maka kita harus menjalankan fungsi atau peran keluarga itu sendiri yang diantaranya adalah :

1.Fungsi reproduksi; keluarga merupakan sarana untuk medapatkan keturunan secara sehat, terencana, terhormat, sesuai dengan ajaran agama masing-masing dan sah di mata hukum. Penting bagi orang tua untuk selalu mengingatkan kepada anak-anaknya bahwa pernikahan adalah satu-satunya jalan untuk membentuk keluarga dan memperoleh keturunan yang sah secara hukum agama dan negara, mengingat banyaknya kasus hamil diluar nikah akibat seks bebas.

Baca Juga :  Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh Wafat, Ini Profilnya
  1. Fungsi keagamaan, keluarga umumnya menganut agama tertentu yang akan menurunkan agama atau kepercayaan kepada anak-anaknya. Orang tua wajib memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya, karena agama memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah laku manusia akan hal yang dianggap benar dan salah. Agama juga dapat mendorong manusia untuk selalu melakukan kebaikan, menumbuhkan sikap disiplin, pengendalian diri dan mengembangkan rasa kepekaan sosial.
  2. Fungsi ekonomi, pemenuhan kebutuhan ekonomi wajib dipenuhi agar keberlangsungan hidup tetap terjaga. Akan tetapi, jangan sampai kegiatan ekonomi ini mengabaikan fungsi-fungsi lainnya. Dengan dalih untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup yang semakin beragam, banyak orang tua yang bekerja dari pagi hingga malam sehingga anggota keluarga lainnya kurang mendapat perhatian. Hal itu yang sering menyebabkan terjadinya penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anak. Ingatlah jika kita mewariskan harta belum tentu anak-anak kita atau keturunan kita mampu menyimpan dan menjaganya dengan baik, namun jika kita mewariskan kebajikan dan kebaikan maka itu yang akan dijadikan pedoman dan pegangan dalam hidupnya.
  3. Fungsi afeksi, fungsi ini berupa wujud kasih sayang dan rasa cinta terhadap anngota keluarga lainnya. Contohnya yaitu tatapan mata yang menyejukkan, ucapan-ucapan lembut, sentuhan-sentuhan halus yang dapat merangsang anak dalam membentuk kepribadian yang baik. Ada pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, hal itu berarti bahwa setiap perilaku anaknya bisa jadi merupakan cermin orang tuanya.
  4. Fungsi sosialisasi, keluarga merupakan sistem yang menyelenggarakan sosialisasi dan memberikan pemahaman tentang bagaimana anggota keluarga bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam hal ini anak-anak telah dikenalkan dengan kedudukan dan statusnya pada tiap-tiap anggota keluarga dan kerabat lainnya. Diharapkan mereka bisa membedakan sikap, perilaku dan cara berbicara saat berinteraksi dengan orang lain. Mereka bisa membedakan cara berbicara jika bertemu lawan bicara yang berbeda. Contohnya jika ia berbicara dengan orang yang lebih tua mengganti menggunakan kata aku dengan saya atau ketika berbicara bahasa banjar memakai kata ulun sehingga nilai-nilai kesopanan dan tata krama tetap terjaga.
  5. Fungsi penentuan status, melalui keluarga seorang anak akan mendapatkan statusnya dalam masyarakat, seperti nama, jenis kelamin, hak waris, tempat dan tanggal lahir. Berilah nama anak nama yang baik karena nama adalah doa dan pengharapan kita, jika anak itu perempuan didiklah anak itu selayaknya perempuan dan jika anak itu laki-laki maka didiklah anak itu sesuai kodratnya yakni laki-laki. Jangan sampai kita abai sehingga anak itu nanti berubah menjadi abu-abu (laki-laki yang berdandan dan bergaya seperti perempuan).
  6. Fungsi pendidikan, orang tua, dalam hal ini ayah dan ibu memiliki tanggung jawab yang sama untuk memberikan dasar pendidikan yang baik bagi anak sebelum mereka memasuki masa bermain di lingkungan dan sekolahnya. Menurut Benyamin S Bloom, seorang professor dari Universitas Chicago mengatakan bahwa 50 persen potensi hidup manusia terbentuk ketika bayi masih berada di dalam kandungan sampai berusia 4 tahun, lalu 30 persen potensi berikutnya sejak usia 4-8 tahun. Jadi 80 persen potensi hidup manusia sebelum memasuki usia sekolah terbentuk di dalam rumah, yang artinya rumah adalah sekolah terbaik bagi anak usia dini untuk mendapatkan nilai-nilai kehidupan dan orang tua adalah guru terbaik yang dibutuhkan anak untuk menjadikannya manusia cerdas dan berkarakter.
  7. Fungsi perlindungan; keluarga merupakan tempat berlindung lahir dan bathin bagi anak khususnya dan anggota keluarga pada umumnya. Anak atau anggota keluarga merasa aman, nyaman, dan dapat menerima curahan kasih sayang dari orang tua atau dari sesama anggota keluarga. Jika di dalam keluarga itu ada konflik sebaiknya Hindari terjadinya tindakan kekerasan baik verbal maupun fisik, diskrimanasi, dan pemaksaan kehendak.
Baca Juga :  Tak Ada Jawaban, Proses Banding Dua Komisaris PAM Bandarmasih Mesti Selesai Awal Juli ini

Penting sekali bagi keluarga-keluarga Indonesia untuk mengetahui fungsi keluarga dan menjalankan keseluruhan fungsi keluarga dengan baik meskipun itu tentu membutuhkan usaha yang tidak mudah. Karena, esensi dari sebuah keluarga itu bukanlan rumah yang mewah, kendaraan, perhiasan dan lain sebagainya. Esensi dari sebuah keluarga itu adalah menjalankan fungsi-fungsi keluarga itu sendiri yang dapat dapat membentuk sebuah keluarga yang harmonis. Jika sebuah keluarga tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, tidak hanya seluruh anggota keluarga yang tidak bahagia, namun berimbas pada karakter generasi muda secara keseluruhan sehingga memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan bangsa dan negara.

Keluarga merupakan fondasi utama dalam membangun bangsa ketika kita mengabaikan keluarga maka kita juga mengabaikan masyarakat yang berarti juga mengabaikan bangsa dan negara. Bangunlah fondasi keluarga yang kokoh melalui keluarga yang harmonis. Karena dengan itulah, kita turut serta berkontribusi terhadap pembangunan bangsa yang juga kokoh. Bangsa yang maju, beradab, dan berwibawa. Bangsa yang dihormati dan disegani oleh bangsa lain.

Iklan
Iklan