Banjarmasin, KP – Lima belas rumah warga Jalan Tanjung Pandan, RT 05 Kelurahan Matuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan atau yang dikenal Pulau Bromo ludes dilahap si jago merah, Rabu (21/10/2020) dini hari.
Meminjam data dari Dinsos Banjarmasin, tercatat sebanyak lima belas kepala keluarga dengan total 55 jiwa harus kehilangan harta benda dan tempat tinggalnya akibat kejadian nahas tersebut.
Sejumlah bantuan pun mulai berdatangan untuk meringankan beban para korban. Seperti logistik, dan pakaian bekas datang dari swadaya masyarakat, hingga organisasi sosial.
Keinginan para korban memiliki rumah kembali untuk berteduh dari panasnya terik matahari dan dinginnya angin malam itu pasti. Namun, itu tentu memerlukan duit tak sedikit. Bagaimana agar itu bisa dilakukan?
Lurah Mantuil, Irwan Haderiani mencoba membantu warganya sebisanya. Merogoh kocek dari anggaran kelurahan mana cukup. Memakai anggaran lain Pemko pun tak mungkin. Maklum, tak ada anggaran yang disiapkan untuk itu. Tapi ada tanggungjawab yang harus ditunaikan.
Nah kebetulan, di kawasan Mantuil saat ini tengah dibangun Jembatan Bromo. Kontraktor pembangunan pun didekati. Pasalnya, banyak sisa bahan banguan yang bakal tak terpakai ketika proyek itu rampung. Khususnya kayu galam.
Rencananya, galaml di sana bakal dihibahkan untuk para korban. “Kalau galam di sana bisa untuk membangun lima belas rumah. Kami sudah koordinasikan. Dan Alhamdulillah kontraktor bersedia,” ujar Irwan.
Sesuai target, pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Mantuil dan Pulau Bromo itu rampung pada November mendatang. Ketika sudah selesai maka materil itu langsung sudah bisa dimanfaatkan.
Di sisi lain, ujar Irwan para anggota TNI juga bersedia untuk membantu. “Mereka nanti bersedia untuk membantu secara tenaga dalam pembangunan rumah warga,” tuturnya.
Kendati demikian, Irwan masih belum bisa memastikan kapan 15 rumah yang terbakar itu akan dibangun kembali secara utuh. Mengingat, pembangunan tak cukup hanya galam saja, tetapi juga bahan material lainnya.
“Warga yang lain saat ini juga sudah ada meminta sumbangan-sumbangan di jalan,” tukasnya.
Terlepas dari itu, saat ini bantuan berupa bahan logistik sudah mulai mengalir dari pemerintah setempat. Misalnya seperti Dinas Sosial Kota Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan.
Bahkan, pantauan jejakrekam.com di lapangan, bantuan dari kalangan pihak sekolah seperti SMP Negeri 20 Banjarmasin yang turut memberikan bantuan makanan dan pakaian.
Bantuan tersebut diperoleh dari hasil swadaya para guru, murid dan orang tua mereka masing-masing. (sah/K-3)