Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Pertempuran 9 November Minim Perhatian Pemerintah

×

Pertempuran 9 November Minim Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Hal 9 4 Klm Nopember
PERINGATAN PAHLAWAN - Inilah aparat dan masyarakat juga Paslon calon Walikota Banjarmasin nomor urut 1 Haris Makkie dan calon Walikota Nomor Urut 2 Ibnu Sina saat melakukan peringatan Hari Pahlawan. (KP/Zakir)

Banyak pejuang yang gugur dalam pertempuran besar yang terjadi di Benteng Tatas (sekarang menjadi Masjid Sabilal Muhtadin), tapi perhatian pemerintah sangatlah minim

BANJARMASIN, KP – Minimnya perhatian pemerintah atas kejadian bersejarah yang terjadi pada 9 November 1945 silam menjadi topik utama yang dibahas dalam dialog dan haoel djamak yang digelar Seputar Informasi Kalimantan (Sirkal) Kota Banjarmasin.

Baca Koran

Kepada Kalimantan Post, Ketua Sirkal, Syakir Daulah mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi pada generasi penerus bangsa saat ini.

Menurutnya, tepat pada tanggal 9 November 1945, masyarakat Kalimantan Selatan banyak yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan di wilayahnya sendiri.

“Banyak pejuang kita yang gugur dalam pertempuran besar yang terjadi di Benteng Tatas (sekarang menjadi Masjid Sabilal Muhtadin), tapi perhatian pemerintah sangatlah minim terkait hal ini,” ungkapnya, Senin (9/11) siang.

Ia menjelaskan, memang tanggal 10 November adalah hari pahlawan nasional. Namun seharusnya masyarakat Kalsel khususnya pemerintah daerah harus memberitahukan kepada generasi muda jika satu hari sebelum perayaan Hari Pahlawan Nasional itu adalah hari perjuangan masyarakat untuk merebut kemerdekaan di Bumi Lambung Mangkurat dari tangan penjajah, yakni Belanda.

“Hari pertempuran 9 November ini harus diketahui generasi muda, jangan sampai dilupakan. Apa yang kita rasakan saat ini merupakan buah dari perjuangan para pahlawan yang gugur dalam pertempuran 75 tahun silam,” jelasnya.

Bahkan, ia menambahkan, tidak ada yang memperingati hari pertempuran masyarakat kalsel itu selain keluarga dari pejuang. Sehingga, Syakir berharap kedepannya pemerintah bisa memikirkan terobosan agar generasi milenial bisa mengetahui dan menghargai apa yang sudah dilakukan para pahlawan perjuangan di Kalsel.

Hal senada juga disampaikan oleh Alijun Hakim. Juriat dari salah satu pejuang kemerdekaan di Kalsel, yakni H Muhammad Amin Effendi itu mengaku sangat kecewa terhadap pemerintah.

“Perjuangan ayah-ayah kami hanya diperhatikan oleh para TNI, sedangkan untuk pemerintah sendiri sangatlah minim perhatiannya. Hanya segelintir orang yang menghargai hasil kemerdekaan para pejuang kita,” bebernya.

Ia menekankan, bagi generasi penerus bangsa, jangan melupakan sejarah perjuangan. “Jangan anggap mereka (pejuang 9 November) ini mati sia-sia. Mereka berjuang demi kemerdekaan di Kalsel,” pungkas lelaki yang akrab disapa Dator Badock Kalsel itu.

Usai melakukan diskusi, peserta dialog dan haoel djamak tersebut bertolak ke rumah perjuangan H M Amin Effendi yang berada di Jalan RE Martadinata, tepatnya di seberang Kantor BNNP Kalsel untuk menaburkan bunga di atas monumen perjuangan 9 November.

Dalam proses penaburan bunga tersebut juga turut berhadir perwakilan TNI dan Polri. Selain itu juga ada calon Wali Kota Banjarmasin nomor urut 1 Haris Makkie dan calon Wali Kota Nomor Urut 2 Ibnu Sina. (Zak/K-3)

Baca Juga :  Fakultas Teknik Uniska Dorong Mahasiswa Bangun Jejaring Dunia Industri
Iklan
Iklan